BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Selasa, 12 April 2011

Saran Hendropriyono untuk Bebaskan Sandera

Kalau ada operasi militer, Hendro yakin pasukan khusus siap untuk itu.
VIVAnews - Mantan Kepala Badan Intelijen Negara, AM Hendropriyono, menyatakan pembebasan warga negara Indonesia yang menjadi sandera perompak Somalia pertama kali harus dilakukan dengan mengumpulkan informasi sebanyak mungkin. Indonesia harus mengetahui kekuatan dan kelemahan para penyandera.

Setelah itu, barulah dibahas kebijakan politik dan strategi untuk pembebasan sandera. "Kalau itu semua sudah ditemukan, common understanding di antara penyelenggara negara, maka pasti langkah-langkah yang paling bagus akan ditemukan," kata Hendro ditemui sebelum peluncuran buku "Negara Paripurna" karya Yudi Latif di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin 11 April 2011.

"Misalnya, kalau harus membebaskan dengan cara seperti di Woyla, saya kira pasukan-pasukan komando kita sudah lebih dari siap untuk itu," katanya.

Operasi Woyla adalah operasi pembebasan penumpang pesawat Garuda yang disandera di Woyla, Thailand, pada tahun 1981 lalu. Operasi yang dilakukan Komando Pasukan Khusus ini berbuah sukses.

Saat ini, Kapal Indonesia Sinar Kudus dan 20 awaknya masih berada di bawah todongan senjata para bajak laut Somalia. Mereka terancam kelaparan akibat stok bahan pangan yang makin menipis.
Tak hanya itu, 12 anak buah kapal (ABK) sakit parah, kritis, di tengah persediaan obat yang terus berkurang. Mereka tak berdaya. Para perompak awalnya minta tebusan US$2,6 juta, lalu naik menjadi US$3,5 juta, lalu turun lagi menjadi US$3 juta. (umi)

Tidak ada komentar: