Jakarta (ANTARA News) - Markas Besar TNI menyatakan, tidak ada personel TNI yang tewas dalam kecelakaan pesawat PBB di Kongo pada Senin (4/4) yang menewaskan 32 penumpangnya.
Juru Bicara TNI Laksamana Muda TNI Iskandar Sitompul menjawab ANTARA di Jakarta, Selasa mengatakan, pihaknya sudah melakukan pengecekan kepada Kontingen Garuda yang tengah menjalankan misi perdamaian PBB di Kongo.
"Sementara ini, tidak ada personel TNI yang ikut tewas dalam kecelakaan tersebut," katanya.
Ia akan terus melakukan pemantauan untuk melihat perkembangan lebih lanjut terkait kecelakaan tersebut.
PBB memastikan, kecelakaan pesawat PBB yang tengah melakukan misi perdamaian di Kongo mengakibatkan 32 penumpang tewas dari keseluruhan 33 orang.
"Kami sekarang dapat memastikan hanya ada satu dari seluruh 33 orang dalam pesawat MONUSCO yang jatuh hari ini," demikian diumumkan Wakil Juru Bicara Sekjen PBB, Farhan Haq, melalui pengeras suara di ruang wartawan di markas besar PBB, New York, Senin.
MONUSCO adalah nama misi penjagaan perdamian PBB untuk Kongo. Adapun nama-nama dan asal negara para korban belum diketahui.
Pusat media PBB serta media massa melaporkan, pesawat tersebut jatuh dan hancur ketika mencoba mendarat di bandar udara utama di Kinsasha, N?Djili, yang saat itu berada di bawah guyuran hujan lebat.
Menurut pernyataan pers yang dikeluarkan MONUSCO, pesawat naas itu sebelumnya terbang dari kota Kisangani di wilayah timur laut Kongo dengan tujuan Kinsasha.
MONUSCO berada di DRC dalam rangka menjalankan mandat Dewan Keamanan PBB yang sejak tahun 1999 mengirimkan pasukan penjaga perdamaian dalam upaya membantu negara tersebut mengakhiri perang saudara.
Pasukan penjaga perdamaian PBB saat ini berkekuatan lebih dari 22.000 personel yang berasal dari puluhan negara, termasuk Indonesia. Mandat MONUSCO akan berakhir pada 30 Juni mendatang.
Dari jumlah tersebut, terdapat sekitar 200 orang personel TNI yakni Kontingen Garuda XX-H/Monusco.
(*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar