INILAH.COM, Jakarta - Mantan Hakim Mahkamah Konstitusi (MK) Arsyad Sanusi yang diduga turut terlibat kasus pemalsuan surat MK, membantah semua tuduhan.
Hasil investigasi MK yang menghasilkan bahwa Arsyad menyuruh putrinya Neshawati untuk menghubungi Masyhuri Hasan agar membawa konsep surat ke kediamannya. Hasil tersebut dibantah oleh Arsyad. "Itu bohong besar dan manipulasi," ujar Arsyad saat tiba di DPR untuk memenuhi panggilan Panja Mafia Pemilu, Selasa (28/6/2011).
Dia mengatakan, Masyhuri Hasan datang ke kediamannya membawa konsep itu dan tidak ada perubahan. Dia tidak merancang surat yang dikatakan palsu, sebab lanjutnya, yang dibawa oleh Masyhuri Hasan adalah sudah seperti itu.
"Yang bohong itu tim investigasi, merancang (surat palsu MK, red) tidak benar," bantahnya. Dia juga membantah telah dikonfirmasi oleh Ketua MK Mahfud MD tentang hasil investigasinya.
Sebelumnya, Mahfud di hadapan Panja Mafia Pemilu pada Selasa (21/6/2011) mengatakan sudah mengkonfirmasikan kepada Arsyad bahwa hasil investigasi MK, dirinya turut disebut. Tetapi, ketika itu Mahfud MD mengatakan bahwa agar tetap menjalankan tugas.
Apa yang dikatakan oleh Mahfud tersebut dibantahnya. Bahkan, Arsyad mengaku tidak tahu adanya tim investigasi MK. "Hasil investigasi dan pembentukan investigasi internal saya tidak tahu, dan hasilnya saya tidak tahu. Investigasi saya tidak tahu dan tidak pernah diperiksa," bantahnya.
Namun, dia membenarkan pertemuan dengan Dewi Yasin Limpo. "Pertemuan dengan Dewi Yasin itu benar," katanya. Diakuinya, bahwa Dewi Yasin Limpo sudah menjadi bagian dari keluarganya. Bahkan, dia sudah mengenal Dewi Yasin Limpo sejak kecil.
Sebelumnya, dari hasil investigasi MK, disebutkan bahwa staf MK, Masyuri Hasan datang ke rumah mantan Hakim MK Arsyad Sanusi. Masyuri datang setelah menerima telepon dari Nesha, putri Arsyad. Diduga surat palsu MK dibuat di rumah Arsyad dan disanalah ada calon legislatif dari Partai Hanura, Dewi Yasin Limpo. [mvi]
Hasil investigasi MK yang menghasilkan bahwa Arsyad menyuruh putrinya Neshawati untuk menghubungi Masyhuri Hasan agar membawa konsep surat ke kediamannya. Hasil tersebut dibantah oleh Arsyad. "Itu bohong besar dan manipulasi," ujar Arsyad saat tiba di DPR untuk memenuhi panggilan Panja Mafia Pemilu, Selasa (28/6/2011).
Dia mengatakan, Masyhuri Hasan datang ke kediamannya membawa konsep itu dan tidak ada perubahan. Dia tidak merancang surat yang dikatakan palsu, sebab lanjutnya, yang dibawa oleh Masyhuri Hasan adalah sudah seperti itu.
"Yang bohong itu tim investigasi, merancang (surat palsu MK, red) tidak benar," bantahnya. Dia juga membantah telah dikonfirmasi oleh Ketua MK Mahfud MD tentang hasil investigasinya.
Sebelumnya, Mahfud di hadapan Panja Mafia Pemilu pada Selasa (21/6/2011) mengatakan sudah mengkonfirmasikan kepada Arsyad bahwa hasil investigasi MK, dirinya turut disebut. Tetapi, ketika itu Mahfud MD mengatakan bahwa agar tetap menjalankan tugas.
Apa yang dikatakan oleh Mahfud tersebut dibantahnya. Bahkan, Arsyad mengaku tidak tahu adanya tim investigasi MK. "Hasil investigasi dan pembentukan investigasi internal saya tidak tahu, dan hasilnya saya tidak tahu. Investigasi saya tidak tahu dan tidak pernah diperiksa," bantahnya.
Namun, dia membenarkan pertemuan dengan Dewi Yasin Limpo. "Pertemuan dengan Dewi Yasin itu benar," katanya. Diakuinya, bahwa Dewi Yasin Limpo sudah menjadi bagian dari keluarganya. Bahkan, dia sudah mengenal Dewi Yasin Limpo sejak kecil.
Sebelumnya, dari hasil investigasi MK, disebutkan bahwa staf MK, Masyuri Hasan datang ke rumah mantan Hakim MK Arsyad Sanusi. Masyuri datang setelah menerima telepon dari Nesha, putri Arsyad. Diduga surat palsu MK dibuat di rumah Arsyad dan disanalah ada calon legislatif dari Partai Hanura, Dewi Yasin Limpo. [mvi]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar