INILAH.COM, Jakarta - Serangan balik mafia pemilu terhadap Mahkamah Konstitusi (MK) dan anggota Panja Mafia Pemilu DPR bukanlah isapan jempol. Ketua DPP Partai Demokrat Ruhut Poltak Sitompul mengaku pernah diminta untuk melakukan serangan tersebut.
Ketua DPP Partai Demokrat Ruhut Poltak Sitompul mengaku pernah diminta untuk menyampaikan ke publik perihal bukti Ketua MK Mahfud MD menerima suap dari seseorang. "Ada yang pernah meminta aku untuk menyampaikan ke publik bukti foto Mahfud MD terima duit," katanya kepada INILAH.COM melalui saluran telepon di Jakarta, Minggu (26/6/2011).
Namun, Ruhut mengaku permintaan itu ia tolak. Justru dia menyarankan jika memang ada bukti foto Mahfud MD menerima uang suap terkait dengan perkara di MK lebih baik diserahkan ke aparat penegak hukum. "Apa masuk akal? Katanya sih ada buktinya. Aku bilang, itu bukan urusan aku. Kenapa tidak dilaporkan ke KPK, Kepolisian dan Jaksa," ujar Ruhut.
Sebagaimana dimaklumi, sejak Panja Mafia Pemilu DPR bergulir, disinyalir ada upaya serangan balik dari mafia pemilu terhadap MK dan anggota Panja Mafia Pemilu DPR. Salah satunya, serangan balik menimpa Ketua MK Mahfud Md.
Dalam rapat konsultasi Panja Mafia Pemilu DPR dengan Ketua MK Mahfud MD Selasa (19/6/2011) lalu mengungkap beberapa aktor penting yang diduga terlibat dalam pemalsuan surat MK yakni mantan hakim MK Arsyad Sanusi, mantan komisioner KPU Andi Nurpati, serta mantan calon anggota legislatif (caleg) dari Partai Hanura Daerah Pemilihan (Dapil) Sulawesi Selatan I Dewi Yasin Limpo.
Ketua DPP Partai Demokrat Ruhut Poltak Sitompul mengaku pernah diminta untuk menyampaikan ke publik perihal bukti Ketua MK Mahfud MD menerima suap dari seseorang. "Ada yang pernah meminta aku untuk menyampaikan ke publik bukti foto Mahfud MD terima duit," katanya kepada INILAH.COM melalui saluran telepon di Jakarta, Minggu (26/6/2011).
Namun, Ruhut mengaku permintaan itu ia tolak. Justru dia menyarankan jika memang ada bukti foto Mahfud MD menerima uang suap terkait dengan perkara di MK lebih baik diserahkan ke aparat penegak hukum. "Apa masuk akal? Katanya sih ada buktinya. Aku bilang, itu bukan urusan aku. Kenapa tidak dilaporkan ke KPK, Kepolisian dan Jaksa," ujar Ruhut.
Sebagaimana dimaklumi, sejak Panja Mafia Pemilu DPR bergulir, disinyalir ada upaya serangan balik dari mafia pemilu terhadap MK dan anggota Panja Mafia Pemilu DPR. Salah satunya, serangan balik menimpa Ketua MK Mahfud Md.
Dalam rapat konsultasi Panja Mafia Pemilu DPR dengan Ketua MK Mahfud MD Selasa (19/6/2011) lalu mengungkap beberapa aktor penting yang diduga terlibat dalam pemalsuan surat MK yakni mantan hakim MK Arsyad Sanusi, mantan komisioner KPU Andi Nurpati, serta mantan calon anggota legislatif (caleg) dari Partai Hanura Daerah Pemilihan (Dapil) Sulawesi Selatan I Dewi Yasin Limpo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar