REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kota Depok membuka lowongan Gerakan Sejuta Relawan (GSR) pengawas pemilu 2014. Lowongan tersebut dibuka lantaran Panwaslu hingga saat ini masih kekurangan tenaga pengawas.
''GSR ini digagas oleh Bawaslu, ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam pengawasan pemilu. Sejuta bukanlah suatu angka melainkan semangat dalam mengawal pemilu April mendatang,'' ujar Sriyono, Ketua Pokja Gerakan Sejuta Relawan Panwaslu Kota Depok, Jawa Barat, Kamis (20/2).
Sriyono mengungkapkan, bahwa relawan yang direkrutnya di antaranya kalangan pelajar dan mahasiswa yang telah memiliki hak pilih. ''Mereka merupakan relawan murni tanpa dibayar sepeser pun. Mereka nantinya hanya mendapatkan sertifikat asli dari dan ditandatangani Ketua Bawaslu RI, dan mereka tidak terima uang dari siapapun. Alhamdulillah, sejak kami buka tiga hari lalu pendaftarannya yang telah terdaftar sudah mencapai 740 orang,'' ungkapnya.
Lebih lanjut Sriyono menerangkan, bahwa pihaknya menargetkan sebelum kampanye terbuka pada 16 Maret mendatang, jumlah relawan yang mendaftarkan diri diharapkan bisa tembus angka 5.000 orang. Saat ini, pihaknya tengah membuka beberapa posko untuk pendaftaran relawan pemilu.
''Dengan begitu, diharapkan mereka nantinya dapat menjalankan tugas dengan baik dan benar. Adapun tugas pokok dari GSR yakni berkoordinasi dan memberikan informasi kepada PPL dan Panwascam terkait dugaan pelanggaran pemilu. Selain itu, mereka juga memiliki tugas untuk mencegah terjadinya dugaan pelanggaran,'' terang Sriyono.
Sebelum menjalankan tugasnya, lanjut Sriyono, Kelompok Kerja GSR Panwaslu Kota Depok akan memberikan pembekalan terkait kepemiluan dan kartu identitas sebagai relawan ataupun petugas GSR. ''Jumlah TPS di Kota Depok mencapai 3.458, sedangkan PPL di setiap kelurahan rata-rata 3-5 orang, mereka harus bekerja ekstra. Merujuk dari sanalah kami beri kesempatan kepada pelajar dan mahasiswa untuk bergabung menjadi GSR,'' katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar