VIVAnews - Schapelle Leigh Corby terancam dikembalikan ke Lapas Kelas II A Kerobokan, Denpasar, lantaran ulahnya yang menanggapi wawancara dengan salah satu stasiun televisi asal Australia.
Padahal, sebagai narapidana yang sedang menjalani pembebasan bersyarat, Corby dilarang melakukan wawancara. Namun dia nekat dan menerima tawaran wawancara eksklusif tersebut.
Kepala Kantor Wilayah Hukum dan HAM Bali, Gusti Kompyang Adnyana, Jumat 28 Februari 2014, menegaskan Corby bisa saja dikembalikan ke Lapas Kerobokan jika benar-benar melakukan wawancara eksklusif.
"Berarti dia (Corby) tidak mentaati perintah kita. Kemungkinan itu (dikembalikan ke penjara) ada," kata Adnyana.
Adnyana mengaku sudah mewanti-wanti Corby sebelum menghirup udara bebas, agar menghindari wawancara eksklusif. Jika wawancara itu dilakukan, maka Corby sudah tahu risiko yang akan dia terima, termasuk dikembalikan ke lapas.
"Itu risiko dia. Sejak awal saya sudah sampaikan kalau wawancara itu tak diperkenankan," tegas Adnyana.
Ia mengaku akan segera melakukan penyelidikan untuk mengetahui seberapa berat pelanggaran yang dilakukan ratu mariyuana itu. Katanya, ia akan segera memerintahkan Tim Penilai Kemasyarakatan (TPK) untuk mencari tahu isi wawancara itu dan menganalisanya.
Nantinya, hasil analisa TPK akan dibuatkan laporan tertulis yang ditujukan kepada Dirjen Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM. "Kalau benar-benar ada pelanggaran, tentu ada sanksi," tutur dia.
Sebelumnya, terpidana 20 tahun penjara itu diketahui melakukan wawancara eksklusif dengan salah satu stasiun televisi Asutralia, Channel 7. Hasil wawancara Corby rencananya disiarkan pada Minggu 2 April 2014. Corby diduga menerima bayaran mahal dalam wawancara eksklusif itu.
Sejak memperoleh pembebasan bersyarat 10 Februari lalu, Corby sampai saat ini masih tinggal di Vila Sentosa Seminyak, Kuta. (sj)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar