BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Kamis, 20 Maret 2014

Menuju Senayan, Meutya Hafid Siapkan Rp1 Miliar

VIVAnews - Calon anggota DPR RI dari Partai Golkar, Meutya Hafid, mengakui menyiapkan anggaran sebesar Rp1 miliar untuk biaya operasional pencalonannya. Menurutnya, anggaran sebesar itu masih wajar mengingat daerah pemilihannya, yakni Sumatera Utara I, yang meliputi empat kota/kabupaten: Kota Medan, Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Serdang Bedagai, dan Kota Tebing Tinggi.

"Itu untuk operational cost (biaya operasional), pengenalan, keliling kampanye di empat kabupaten/kota," kata Meutya kepada VIVAnews saat menemani sang Ketua Umum Aburizal Bakrie, di Kota Medan, Sumatera Utara, Rabu malam, 19 Maret 2014.

Namun ia mengatakan, tak sepenuhnya mengandalkan modal finansial. Untuk menarik simpati masyarakat dan meraih sebanyak-banyak suara di Pemilu Legislatif pada 9 April nanti, Meutya mengaku lebih mengandalkan pendekatan kepada pemilih muda dan pemula serta kaum perempuan.

Katanya, mengandalkan modal finansial semata tak banyak membantu. Sebab ia mengakui masyarakat, terutama kalangan muda, sudah apatis terhadap politik. "Mereke resisten dengan politik."

Karena itu, mantan jurnalis televisi swasta nasional itu mencoba memberikan pendidikan politik kepada kalangan muda. Hal itu dilakukan dengan, misalnya, menyelenggarakan pelatihan jurnalistik atau pelatihan kepemimpinan melalui yayasan yang didirikannya, yakni Yayasan Rumah Berdikari.

Melalui forum itulah, Meutya menyosialisasikan dirinya kepada masyarakat. "Nah, kalau sudah kenal, biasanya mereka (kalangan muda) enggak resisten." Selain itu, modal sebagai caleg incumbent cukup membantu sosialisasinya. Sebab selama menjadi anggota DPR sejak tahun 2010 hingga 2014, ia mengaku rajin menemui konstituen, terutama saat masa reses.

"Jadi, tidak andalkan uang saja. Caleg harus punya track record (rekam jejak/pengalaman)," ujar Meutya.

Meutya Hafid adalah anggota DPR komisi I dari tahun 2010-2014. Saat menjadi jurnalis, ia pernah disandera di Irak. Pada 2010, Meutya berpasangan dengan Dhani Setiawan Isma sebagai calon Walikota dan Wakil Walikota Binjai periode 2010-2015, dan pada Agustus 2010, Meutya dilantik menjadi anggota DPR dari Partai Golkar.

Penghargaan yang pernah didapatkan oleh Meutya antara lain, penghargaan Jurnalistik Elizabeth O'Neill, dari pemerintah Australia, penghargaan alumni Australia 2008 untuk kategori Jurnalisme dan Media, dan penghargaan Kartu Pers No. 1 dari PWI. (umi)

Tidak ada komentar: