INILAHCOM, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki
Tjahaja Purnama (Ahok) mengakui kepemimpinan Jokowi-Ahok sejak 2012
sampai sekarang, gagal.
Ahok mengatakan, dia dan Jokowi telah gagal dalam melakukan perubahan di DKI selama dua tahun ini.
Kegagalan tersebut dibuktikan dengan banyaknya target-target yang belum tercapai selama dua tahun bersama Jokowi di DKI.
"Banyak yang belum selesai. Reformasi birokrasi belum selesai, sistem renumerisasi belum, pengurangan pegawai juga pengaturannya belum selesai," ujar Ahok di Balaikota, Rabu (15/10/2014).
Dia menjelaskan, masalah transportasi dan penanganan banjir di DKI Jakarta juga belum teratasi, hingga dua tahun kepemimpinannya bersama Jokowi.
Padahal, Ahok mengaku mereka sudah merancang program-program tersebut yang diprediksi sudah mulai terlihat pada dua tahun kepemimpinan di DKI.
"Soal transportasi kita masih tunggu PT Transportasi Jakarta. Nah soal waduk, banjir dan segala macam, keterlambatan di rumah susun," katanya.
Ahok mengatakan, kegagalan lain yang terjadi di DKI adalah soal penerapan sistem e-budgeting. Sebab selama ini sistem itu tidak berjalan sama sekali.
"Yang pasti dua tahun ini kita gagal e-budgeting itu mereka terlalu lelet termasuk ULP, proses sistem online. Saya pikir ada unsur kesengajaan atau memang dia tidak sanggup lakukan. Semua proyek hanya lewat begitu saja," katanya.
Saat pengakuan kegagalan ini, Jokowi mundur sebagai gubernur karena 'naik pangkat' menjadi Presiden RI 2014-2019. Ahok juga 'naik pangkat' menjadi gubernur menggantikan Jokowi. [gus]
Ahok mengatakan, dia dan Jokowi telah gagal dalam melakukan perubahan di DKI selama dua tahun ini.
Kegagalan tersebut dibuktikan dengan banyaknya target-target yang belum tercapai selama dua tahun bersama Jokowi di DKI.
"Banyak yang belum selesai. Reformasi birokrasi belum selesai, sistem renumerisasi belum, pengurangan pegawai juga pengaturannya belum selesai," ujar Ahok di Balaikota, Rabu (15/10/2014).
Dia menjelaskan, masalah transportasi dan penanganan banjir di DKI Jakarta juga belum teratasi, hingga dua tahun kepemimpinannya bersama Jokowi.
Padahal, Ahok mengaku mereka sudah merancang program-program tersebut yang diprediksi sudah mulai terlihat pada dua tahun kepemimpinan di DKI.
"Soal transportasi kita masih tunggu PT Transportasi Jakarta. Nah soal waduk, banjir dan segala macam, keterlambatan di rumah susun," katanya.
Ahok mengatakan, kegagalan lain yang terjadi di DKI adalah soal penerapan sistem e-budgeting. Sebab selama ini sistem itu tidak berjalan sama sekali.
"Yang pasti dua tahun ini kita gagal e-budgeting itu mereka terlalu lelet termasuk ULP, proses sistem online. Saya pikir ada unsur kesengajaan atau memang dia tidak sanggup lakukan. Semua proyek hanya lewat begitu saja," katanya.
Saat pengakuan kegagalan ini, Jokowi mundur sebagai gubernur karena 'naik pangkat' menjadi Presiden RI 2014-2019. Ahok juga 'naik pangkat' menjadi gubernur menggantikan Jokowi. [gus]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar