Jpnn
JAKARTA - Perseteruan
dua kekuatan besar politik di Indonesia belum juga mereda. Arena
pemilihan presiden yang diperkirakan menjadi klimaks, rupanya justru
menjadi awal bagi perseteruan-perseteruan berikutnya di DPR maupun MPR.
Menteri Koordinator Perekonomian Chairul
Tanjung (CT) menilai, persaingan politik yang terjadi saat ini sudah
berlarut-larut. Dampaknya sudah pasti tidak akan produktif bagi
perekonomian Indonesia.
"Karena itu, wahai para politisi,
akurlah," ujarnya di sela launching buku Pilihan Ekonomi yang Dihadapi
Presiden Baru, di Jakarta kemarin (9/10).
Menurut bos CT Corp tersebut, pasar dan
pelaku usaha meyakini jika persoalan yang dihadapi Indonesia saat ini
begitu kompleks, sehingga tidak mungkin diselesaikan oleh satu kelompok
politik saja.
Karena itu, polarisasi kekuatan
eksekutif di tangan kubu Jokowi (Koalisi Indonesia Hebat) dan legislatif
di kubu Prabowo (Koalisi Merah Putih) membuat pasar ketar-ketir.
"Mereka tidak berantem saja, pasar sudah nervous. Apalagi kalau berantem terus, pasar bisa berhenti bekerja," katanya.
CT menyebut, baik kubu Jokowi maupun
Prabowo, sebenarnya sudah mengetahui apa yang terbaik untuk ekonomi
Indonesia. Karena itu, yang diperlukan adalah kebesaran hati
masing-masing kubu untuk bergandengan tangan dan menempatkan kepentingan
negara di atas kepentingan kelompok.
Konglomerat yang masuk jajaran orang
terkaya di Indonesia itu menyarankan, dua kubu untuk bertemu dan duduk
bersama. Hanya dengan itu saja, dia meyakini optimisme pasar akan
melonjak.
Apalagi jika pertemuan itu menghasilkan
solusi untuk saling membantu membangun negara dari sisi eksekutif dan
legislatif. "Pasar pasti akan rebound (naik kembali), iris kuping saya
kalau itu tidak terjadi," ucapnya serius. (owi/wir/mia/gen)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar