INILAH.COM, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyimak dan mengikuti berbagai komentar serta kecaman di berbagai media massa maupun ruang publik lainnya terkait meninggalnya tenaga kerja wanita (TKW) asal Bekasi, Jawa Barat, Ruyati binti Sutabi.
Presiden melihat ada pendapat yang mengatakan bahwa pemerintah tidak berbuat apa-apa dalam kasus Ruyati, yang dihukum pancung di Arab Saudi pada Sabtu (18/6/2011) karena membunuh majikannya. Presiden mempertanyakan pendapat tersebut.
"Benarkah itu semua," ucap Presiden, mempertanyakan pendapat yang mengatakan bahwa pemerintah hanya diam dalam menangani kasus Ruyati, dalam jumpa pers di Istana, Jakarta, Kamis (23/6/2011) pagi.
Presiden merasa harus angkat bicara soal Ruyati agar rakyat Indonesia bisa menerima informasi yang lebih utuh soal Ruyati. Masyarakat harus mengetahui duduk persoalan yang sebenarnya.
Dalam menjelaskan kasus Ruyati, Presiden mempersilakan tiga menteri untuk berbicara yakni Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar, dan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar. [bar]
Presiden melihat ada pendapat yang mengatakan bahwa pemerintah tidak berbuat apa-apa dalam kasus Ruyati, yang dihukum pancung di Arab Saudi pada Sabtu (18/6/2011) karena membunuh majikannya. Presiden mempertanyakan pendapat tersebut.
"Benarkah itu semua," ucap Presiden, mempertanyakan pendapat yang mengatakan bahwa pemerintah hanya diam dalam menangani kasus Ruyati, dalam jumpa pers di Istana, Jakarta, Kamis (23/6/2011) pagi.
Presiden merasa harus angkat bicara soal Ruyati agar rakyat Indonesia bisa menerima informasi yang lebih utuh soal Ruyati. Masyarakat harus mengetahui duduk persoalan yang sebenarnya.
Dalam menjelaskan kasus Ruyati, Presiden mempersilakan tiga menteri untuk berbicara yakni Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar, dan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar. [bar]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar