BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Selasa, 18 Februari 2014

Melihat Sejarah Letusan Gunung Papandayan

VIVAnews - Gunung Papandayan di Garut, Jawa Barat, dalam pemantauan Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi. Meski masih dalam status Waspada (level 2), masyarakat diminta tidak khawatir dan menunggu informasi resmi dari pemerintah terkait antisipasi selanjutnya. 

Menurut Kepala PVMBG Hendrasto, dampak erupsi yang ditimbulkan Papandayan dipastikan tidak akan sebesar Kelud. Hingga kini, Papandayan masih dibuka untuk jalur pendakian.

Seperti diketahui, tipe letusan Gunung Papandayan adalah letusan eksplosif dan letusan epusif, dimanifestasikan dengan sejumlah leleran lava berkomposisi andesit basaltik. 

Gunung bertipe Stratovolcano ini saat sebelum meletus pada tahun 2002 mempunyai empat buah kompleks kawah besar. Tapi setelah meletus kawah ini menjadi sebuah areal kawah yang cukup besar, dan kawah ini terlihat jelas dari kejauhan. 

Kompleks kawah gunung Papandayan ini bisa didatangi masyarakat umum yang bukan pendaki gunung sekalipun, ini dimungkinkan karena adanya jalan aspal yang membentang dari bawah hingga ke dekat kawah gunung ini.

Sejarah letusan 
Aktivitas - aktivitas vulkanik gunung api Papandayan yang pernah tercatat Badan Geologi ESDM adalah sebagai berikut:

1772
Pada malam hari tanggal 11 - 12 Agustus, terjadi erupsi besar dari kawah sentral dan awan panas yang dilontarkan telah membunuh sekitar 2.951 orang dan menghancurkan sekitar 40 perkampungan.

1882    

Pada tanggal 28 Mei, ketika sore saat hari cerah dan langit terang di Campaka Warna terdengar suara gemuruh di dalam tanah yang diduga berasal dari gunung Papandayan.

1923    
Pada tanggal 11 Maret, terjadi erupsi yang mengeluarkan lumpur beserta batu-batu yang dilontarkan hingga jarak 150 meter. Terdapat 7 buah erupsi dalam kawah Baru dan letusan ini didahului oleh gempa yang terasa di Cisurupan.

1924    
Pada tanggal 25 Januari, suhu kawah Mas naik dari 3.640 C menjadi 5.000 C kemudian terjadi erupsi lumpur di kawah Mas dan kawah Baru.

Pada tanggal 16 Desember, terdengar suara guntur dan ledakan dari kawah Baru, hutan sekitar menjadi gundul karena kejatuhan batu dan lumpur, bahan erupsi terlontar ke arah timur hampir mencapai Cisurupan.

1925    
Pada tanggal 21 Februari terjadi erupsi lumpur pada kawah Nangklak yang disusul semburan gas kuat dengan hujan lumpur.

1926    

Di kawah Mas terjadi erupsi lumpur kecil bercampur belerang. Di kawah Baru terjadi tiupan kuat yang melontarkan tepung belerang hingga mencapai jarak 300 meter ke arah timur laut dan ke barat daya mencapai 100 meter dan diakhiri dengan erupsi lumpur belerang.

1927    
Pada tanggal 16 - 18 Februari, terjadi kenaikan kegiatan di kawah Mas dan sampai sekarang masih terjadi kepulan asap fumarola dan solfatar serta bualan lumpur air panas.

1942    
Pada tanggal 15 - 16 Agustus lahir lubang erupsi baru.

1993    
Pada tanggal 17 Juli terjadi ledakan lumpur di kawah Baru.

1998    
Bulan Juni terjadi aktifitas vulkanik yang cukup berarti, dengan terjadinya peningkatan jumlah gempa menurut catatan seismik, juga terjadinya semburan lumpur dan gas pada lubang fumarol kawah, yaitu pada kawah Mas, yang mencapai ketinggian kira-kira lima meter.

2002    

Dimulai pada tanggal 11 November terjadi peningkatan aktifitas vulkanis di gunungapi Papandayan, erupsi yang besar terjadi di gunung api Papandayan mulai 13 - 20 November.

Aktivitas menurun hingga tanggal 21 Desember, akibat dari erupsi ini terjadi longsoran pada dinding kawah Nangklak dan banjir disepanjang aliran sungai Cibeureum gede hingga ke sungai Cimanuk sejauh 7 km, merendam beberapa unit rumah dan menyebabkan erosi besar sepanjang alirannya.

Karakter erupsi Gunung Papandayan sepanjang sejarah kehidupan manusia  berupa erupsi freatik sampai freatomagmatik seperti yang terjadi pada tahun 2002.

Laporan: Hartini Apriliasari / Jakarta

Tidak ada komentar: