Dhani Irawan - detikNews
Jakarta - Gunung Kelud yang berada di wilayah Jawa Timur meletus pada hari Kamis (13/2) malam. Letusan itu terjadi dalam hitungan 1 jam setelah statusnya ditingkatkan 'Awas'. Oleh karena itu, kesiapan masyarakat dan pemerintah dinilai sangat penting.
"Tinggal kesiapan pemerintah dan masyarakat menanggulangi dan antisipasi. Karena setiap gunung mempunyai perubahan dari waspada, siaga kemudian ke awas itu beda-beda. Ada yang berubahannya lama, dan ada yang perubahannya cepat," ujar Ketua Umum Ikatan Ahli Geologi Indonesia Rovicky Dwi Putrohari, Jumat (14/2/2014) malam.
"Seperti di Kelud, status dari siaga ke awas itu hanya dalam waktu 11 hari dari tgl 2-14 Februari 2014. Lalu berubah jadi awas. Nah pas status awas ke meletusnya cuma hitungan 1 jam. Jadi dari awas ke meletusnya cepat sekali, ini yg harus disadari oleh masyarakat," sambungnya.
Namun Rovicky menilai, rata-rata kesiapsiagaan masyarakat di sekitar gunung berapi yang aktif sudah relatif siap. Namun, tetap saja kesiapsiagaan masyarakat dan pemerintah begitu penting dalam menghadapi bencana.
"Seperti di Gunung kaya Kelud, Merapi dan lainnya rata-rata sudah siap. Artinya, sudah terbiasa mengalami ini. Tetapi yang lain-lain belum. Kayak Sinabung kan setelah 200 tahun enggak meletus kaget juga masyarakatnya. Kalau di Kelud kebetulan radius 5 km kebetulan tidak ada penduduk. Sinabung radius 2-3 km saja ada penduduknya,"
Selain itu dia juga mengatakan, sifat masing-masing gunung berapi berbeda-beda dan hal ini yang membuat kesiapan masyarakatnya juga berbeda-beda.
"Jadi setiap gunung statusnya beda-beda, letusannya beda-beda dan kesiapan masyarakatnya enggak sama. Status Gunung Salak dan Gede sudah lama sekali statusnya normal, jadi anteng aja," pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar