Rachmadin Ismail - detikNews
Depok - Di era Pemerintahan Jokowi-JK semangat
transparansi atau keterbukaan informasi harus tercermin dari website
Kementerian dan Lembaga. Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Joko
Widodo-Jusuf Kalla memiliki komitmen kuat untuk transparansi dalam
penyelenggaraan negara dan pengelolaan pemerintahan.
“Pemerintahan
baru punya semangat transparan dalam penyelenggaraan negara. Oleh
karena itu website pemerintahan yang dikelola Kementerian dan Lembaga
harus mencerminkan keterbukaan baik menyangkut informasi kinerja maupun
anggaran,” kata Direktur Paramadina Public Policy Institute (PPPI) Abdul
Rahman Ma’mun, dalam acara Workshop Public Survey Penilaian
e-Transparency Award 2014, di Kampus Universitas Indonesia, Depok,
kemarin.
Menurutnya, transparansi dalam penyelenggaraan negara
merupakan salah satu cara yang efektif dalam menekan angka korupsi.
Misalnya, menyampaikan informasi mengenai Rencana Kerja dan Anggaran
Kementerian/Lembaga (RKAK/L), Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA),
dan Laporan Keuangan melalui website. “Kalau ketiganya diumumkan,
masyarakat dapat berpartisipasi turut mengawasi penggunaannya,” kata dia
menambahkan.
Dalam mendorong transparansi Kementerian/Lembaga,
PPPI menggelar e-Transparency Award sejak tahun 2013 lalu. Public survey
ini merupakan proses penilaian lanjutan setelah sebelumnya dilakukan
penilaian oleh para juri yang berasal dari para ahli IT, akademisi,
pimpinan media dan aktivis sosial media. Kegiatan ini diikuti 120
peserta yang berasal dari para pemohon dan pengguna informasi di
Kementerian/Lembaga. Rencananya, pengumuman e-Transparency Award akan
dilakukan pada awal November 2014.
Abdul Rahman Ma’mun yang juga
Mantan Ketua Komisi Informasi Pusat ini, menyebut e-Transparency Award
adalah penghargaan bagi situs paling transparan dalam kinerja dan
anggaran dari Kementerian dan Lembaga, yang merupakan output dari
program IMAGES (Improving Ministries and Agencies Website for Budget
Transparency).
“Program ini merupakan inisiatif dari PPPI yang
mendapat dukungan UKP4 (Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan
Pengendalian Pembangunan) yang menjadi leading sector Open Government
Indonesia (OGI),” kata Abdul Rahman Ma’mun yang akrab disapa dengan
Aman.
Dalam melakukan penilaian terhadap situs kementrian dan
lembaga yang paling transparan dan berkualitas, PPPI berkolaborasi
dengan universitas, kalangan bisnis dan masyarakat sipil seperti Seknas
FITRA, Masyarakat Transparansi Indonesia (MTI), Lembaga (LP3ES). Selain
itu juga melibatkan ratusan masyarakat untuk melakukan penilaian. “Sudah
saatnya masyarakat ikut menilai situs kementrian dan lembaga sebab
masyarakat yang selama ini menjadi pengguna informasi utama,” kata Aman.
Ada
dua aspek penilaian yaitu berdasarkan pada kriteria expert dan publik.
Masyarakat yang datang pada workshop tersebut dianggap sebaga publik
atau masyarakat yang menggunakan informasi. Karena sebagian besar nama
peserta diambil dari kementerian atau lembaga. “Mereka sebagian besar
meminta informasi ke kementerian sehingga nama tercatat di sana. Dari
data itu, mereka diundang untuk memberikan penilaian,” ujar Aman.
Ia
juga menyebut ada lima hal yang dinilai yaitu ketersediaan profil,
kinerja, laporan keuangan, informasi berdasarkan perundangan dan
regulasi yang terdapat pada situs kementerian dan lembaga. “Idealnya
situs kementerian melalui website memberikan lima informasi tersebut,”
tutup Aman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar