Sebanyak 7.000 kendaraan pribadi kini memilih masuk jalan tol.
VIVAnews - Pembatasan jam opersional kendaraan berat di ruas Tol Dalam Kota Cawang-Tomang terbilang efektif mencairkan kemacetan. Sebanyak 7.000 kendaraan pribadi yang biasa melintas di jalan arteri, kini memilih masuk ke jalan tol.
Berdasarkan survei yang dilakukan Direktorat Lalulintas Polda Metro Jaya, selama 30 hari sebelum dan sesudah pemberlakuan pembatasan truk, memperlihatkan hasil yang positif. Kemacetan kendaraan di jalur arteri terus berkurang.
"Setelah truk dilarang, kendaraan kecil golongan I yang masuk tol sebanyak 7.000 unit," kata Kepala Satuan Patroli Jalan Raya (PJR) Polda Metro Jaya, Ajun Komisaris Besar M. Jazari di Jakarta, Kamis 23 Juni 2011.
Kondisi ini, kata dia, berimbas dengan kurangnya kemacetan di ruas jalan arteri. Dengan perhitungan, bila satu mobil panjangnya mencapai 4 meter dan dikalikan 10.000 unit, maka kemacetan akan berkurang sekitar 40 km di jalan arteri.
Tapi persoalannya terjadi saat transaksi pembayaran karcis tol yang belum cepat. Hal ini menyebabkan antrean kendaraan, karena banyak pengemudi tidak menggunakan uang pas saat masuk gerbang tol. Antrean panjang kendaraan kerap terjadi di gerbang tol Semanggi, Tebet, dan Slipi.
Sebelumnya, Kapolda Metro Jaya, Inspektur Jenderal Sutarman mengatakan, kemacetan kendaraan di ruas jalan Jakarta menurun secara nyata setelah dilakukan terobosan pembatasan truk. Dalam jangka panjang, akan segera dirumuskan lagi rekayasa yang baru dengan kebijakan yang lebih radikal guna mewujudkan Jakarta bebas macet.
"Sekarang kemacetan lalulintas berkurang, setelah diperlakukan pembatasan truk di Tol Dalam Kota. Selain itu, acara-acara internasional juga berlangsung lancar," kata Sutarman.
Dalam waktu dekat ini, Direktorat Lalulintas Polda Metro Jaya akan memberlakukan sistem ganjil genap bagi pengguna kendaraan pribadi di Jakarta. Khususnya di jalan protokol. Sistem ini dipastikan dapat mengurangi kemacetan hingga 50 persen. (adi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar