Anwar Khumaini - detikNews
Jakarta - Puluhan orang dari gabungan berbagai LSM pemerhati masalah TKI menggelar renungan dan tahlil massal di depan Istana Merdeka. Suasana haru dan isak tangis mewarnai acara tahlilan.
Acara ini digelar untuk mendoakan almarhumah Ruyati binti Satubi, TKI yang meninggal dihukum pancung di Arab Saudi, Sabtu (18/6) kemarin. Hadir dalam acara ini putri sulung Ruyati, Een Nuraini yang datang bersama putrinya berumur 3 tahun. Een juga diberi kesempatan memberi sambutan.
"Semoga ibu saya tenang di alam sana. Selamat jalan Umi," ucap Een sambi berlinang air mata, Senin (20/6/2011).
Pantauan detikcom, acara ini dihadiri sejumlah tokoh seperti Direktur Eksekutif Migrant Care Anis Hidayah, Direktur Wahid Institute Yenny Wahid, Pakar Komunikasi Politik Effendi Gazali, pengacara Taufik Basari dan Romo Benny Susetyo.
"Ibu Ruyati bukan meninggal tapi dibunuh Saudi Arabia. Ini adalah keteledoran pemerintah, kita minta pertanggungjawaban SBY sebagai orang nomor satu di negeri ini. SBY tidak bisa melindungi PRT yang memberi kontribusi besar bagi negara," tegas Anis Hidayah dalam orasinya.
Acara dimulai dengan menyanyikan lagu Gugur Bunga dengan suasana khidmat dan isak tangis. Dalam acara ini juga terdapat spanduk cukup besar bertuliskan 'Duka Untuk Rakyat, Negara Korup Rakyat Terpancung'. Sementara puluhan mobil polisi diparkir mengelilingi acara tahlilan. Mobil-mobil itu sengaja diparkir untuk menutupi aksi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar