VIVAnews - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menyiapkan ribuan kios di Pasar Blok G Tanah Abang, Jakarta Pusat. Blok G disiapkan untuk pedagang kaki lima yang biasa berjualan di sepanjang jalan Pasar Tanah Abang.
Meski berbagai cara sudah dilakukan Gubernur DKI Joko Widodo, agar Blok G ramai pengunjung, tetap saja pedagang mengeluhkan sepinya pembeli. Bahkan kios yang disediakan secara gratis itu kini tak lagi berpenghuni.
Berdasarkan pantauan VIVAnews, Jumat 14 Februari 2014, dari tiga lantai yang digunakan untuk berdagang, lantai tiga adalah lokasi yang paling sepi pedagang. Jangankan aktivitas jual beli, pengunjung pun jarang yang lewat.
"Lantai tiga ini sebenarnya khusus untuk penjual pakaian. Kami mati di sini karena jarang ada orang yang mau naik ke lantai atas, tidak ada fasilitas tangga berjalan, jadi tidak ada uang masuk," ujar salah seorang pedagang, Nila Harmaini (40) saat ditemui VIVAnews di Pasar Blok G, Jakarta.
Berdasarkan pantauan VIVAnews, Jumat 14 Februari 2014, dari tiga lantai yang digunakan untuk berdagang, lantai tiga adalah lokasi yang paling sepi pedagang. Jangankan aktivitas jual beli, pengunjung pun jarang yang lewat.
"Lantai tiga ini sebenarnya khusus untuk penjual pakaian. Kami mati di sini karena jarang ada orang yang mau naik ke lantai atas, tidak ada fasilitas tangga berjalan, jadi tidak ada uang masuk," ujar salah seorang pedagang, Nila Harmaini (40) saat ditemui VIVAnews di Pasar Blok G, Jakarta.
Sejak diresmikan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo pada Senin 2 September 2013, kios pedagang tak pernah diserbu pembeli. Kebanyakan mereka hanya melihat-lihat. Dalam sehari satu kios hanya dikunjungi dua hingga tiga pembeli. Alhasil para pedagang jadi buntung. Empat bulan terakhir ini satu per satu para pedagang meninggalkan kiosnya.
Nila, pedagang kerudung, mengaku barang dagangannya laku hanya empat potong, itu pun dua bulan lalu. "Di sini memang gratis, maka saya jual barang pasti akan lebih murah. Tapi tetap saja, tidak ada yang beli sampai sekarang," kata Nila pasrah.
Dijelaskan Nila, pedagang lain memilih meninggalkan kios itu karena mereka tak memiliki lapak di tempat lain. "Kalau tetap bertahan di sini, mereka tidak bisa makan."
Surat peringatan
Nila, pedagang kerudung, mengaku barang dagangannya laku hanya empat potong, itu pun dua bulan lalu. "Di sini memang gratis, maka saya jual barang pasti akan lebih murah. Tapi tetap saja, tidak ada yang beli sampai sekarang," kata Nila pasrah.
Dijelaskan Nila, pedagang lain memilih meninggalkan kios itu karena mereka tak memiliki lapak di tempat lain. "Kalau tetap bertahan di sini, mereka tidak bisa makan."
Surat peringatan
Salah satu pedagang yang telah lama berjualan di Blok G, Hj Ramli mengatakan bahwa rekannya yang telah lama tak berjualan di tempat itu diberikan surat peringatan oleh PD Pasar Jaya.
"Pedagang yang telah pergi, nampaknya kios diberi tanda X (silang) dan akan diberikan ke pedagang lain. Jadi kalau mereka mau kembali lagi, harus mengurus ke pihak PD Pasar Jaya," kata Hj Ramli. (umi)
"Pedagang yang telah pergi, nampaknya kios diberi tanda X (silang) dan akan diberikan ke pedagang lain. Jadi kalau mereka mau kembali lagi, harus mengurus ke pihak PD Pasar Jaya," kata Hj Ramli. (umi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar