Oleh: Wahyu Praditya Purnomo
INILAH.COM, Jakarta - Kehadiran Ratusan warga asal Mesuji,
Lampung sejak lima hari lalu, menimbulkan kekawatiran sendiri bagi warga
yang bermukim di apartemen dan rukan Graha Cempaka Mas (GCM), Jakarta
Pusat. Warga takut, kasus Mesuji akan terjadi lagi di tempat tinggal
mereka.
Kekawatiran semakin menjadi, disaat upaya
kepolisian maupun Kapolres Jakarta Pusat, Kombes Pol AR Yoyol untuk
mengusir para pendukung pengurus Perhimpunan Penghuni Rumah Susun (PPRS)
tandingan besutan Saurip Kadi dan Palmer Situmorang, tak digubris.
Sampai
saat ini, ratusan warga Mesuji masih berkumpul di ruang aula milik
warga yang terletak di Blok A2 Lantai 5 Graha Cempaka Mas dan apartemen
milik Justiani yang merupakan istri Saurip Kadi.
Beberapa spanduk
aspirasi perlawan terlihat terpampang di dinding apartemen lantai 5 di
antaranya "Kami Warga Mesuji Siap Mati Untuk Bapak Mayor Jenderal (Purn)
Saurip Kadi", atau Kalau Untuk Berdoa Saja Kami Diusir....!! Kami Warga
Mesuji Siap Mati Untuk Berjihad Sekarang Juga .... !!!
Sejumlah
warga apartemen GCM khususnya di Blok A2 mengaku sangat resah dan
terusik atas kehadiran ratusan warga pendukung Saurip Kadi.
Khawatir
menjadi sasaran amuk massa tak dikenal, sejumlah penghuni yang memiliki
anak-anak, terpaksa bermain di luar unit apartemen. Bahkan, sejumlah
warga lainnya memilih mengungsi ke hotel atau rumah keluarga untuk
sementara waktu.
Salahsatu penghuni bernama Sari, mengaku tidak
habis fikir melihat sikap PPRS bentukan Saurip Kadi dan Palmer
Situmorang yang mengerahkan ratusan warga Mesuji untuk menduduki
apartemen GCM.
"Kok pensiunan jenderal dan pengacara ngetop, tapi
kelakuannya begitu. Apa nggak malu dimuat di media massa karena
mempertontonkan kelakuan bodohnya yang melanggar hukum. Atas nama hukum
dan rakyat, mantan bintang dua TNI bertindak menyengsarakan ratusan
warga GCM," tegasnya.
Sari berharap aparat kepolisian segera
merespon keresahan warga GCM. Sebab, jika dibiarkan berlarut-larut akan
menyulut kemarahan warga. "Jangan sampai warga bersama - sama juga
membawa preman untuk membasmi orang bayaran Saurip agar angkat kaki dari
GCM," paparnya.
Tony, warga yang juga mantan Ketua Rukun Tetangga (RT) GCM juga mengeluhkan, sikap polisi yang tak kunjung bertindak tegas.
"Dari
spanduk yang terpampang sangat jelas indikasinya, mereka mau berbuat
kerusuhan di GCM. Apa mereka mau membuat rusuh Graha Cempaka Mas seperti
di Mesuji. Kami juga heran, kok polisi tidak bertindak tegas, apalagi
mereka (massa) sudah berhari-hari di sini. Apa perlu terjadi pertumpahan
darah dahulu, baru polisi mengusir mereka?" kata Tony, warga apartemen
Blok A2.
Tony mengungkapkan, sejumlah spanduk berisi pesan
perlawanan membuktikan kedatangan warga Mesuji bukan untuk tahlilan,
seperti pernyataan juru bicara PPRS tandingan, Justiani kepada sejumlah
media massa beberapa hari lalu.
"Warga Mesuji datang mengorbankan
nyawa demi membela Saurip Kadi. Emangnya Saurip Kadi siapa? Dia bukan
nabi, kok berjihad demi Saurip Kadi," ungkapnya.
Harry Wijaya,
Ketua Rukun Warga (RW) apartemen GCM mengatakan, penghuni dan pemilik
unit resah melihat kedatangan ratusan orang dari Lampung menjelang malam
hari.
"Kedatangan ratusan warga Lampung maksud dan tujuannya
tidak jelas serta tidak melaporkan diri ke pengurus RT. Jelas warga
penghuni apartemen terganggu kenyamanan dan karena kedatangan ratusan
warga dari luar yang tidak jelas," ungkapnya
Sekretaris PPRS GCM
yang sah, Djony Tandrianto mengungkapkan, kepengurusan PPRS tandingan
besutan Saurip Kadi dan Palmer Situmorang tidak sah karena Rapat Umum
Luar Biasa (RULB) yang digelar beberapa waktu lalu tidak kuorum.
"Pak
Ahok (Wagub DKI) sudah bicara di media massa, pergantian pengurus PPRS
yang tidak kuorum dinyatakan ilegal. Buktinya, PPRS tandingan tidak
mengantongi izin domisili dari kelurahan dan kecamatan, kok bisa -
bisanya Saurip mengklaim sebagai PPRS yang sah. Saya tidak habis pikir
ada pensiunan jenderal dan pengacara ngetop, tapi tidak bisa menaati
aturan hukum yang berlaku di negara ini," paparnya
Kapolresta
Jakarta Pusat, Kombes AR Yoyol menambahkan, pihakya mengerahkan 200
personil guna berjaga - jaga di apartemen GCM mengantisipasi terjadinya
tindakan anarkhis.
"Kami sudah mengimbau dan memberikan batas
waktu 24 jam kepada warga pendukung Saurip Kadi untuk membubarkan diri
dari apartemen GCM karena sejumlah warga merasa resah atas
keberadaannya," tambahnya.
Sekadar diketahui ratusan warga Mesuji
tiba di apatemen dan rukan GCM, Rabu malam. Ratusan warga asal Lampung
tiba di apartemen GCM, Jakarta Pusat sekitar pukul 18.30 WIB dengan
menumpang lima bus.
Kedatangan warga Lampung tersebut di
apartemen GCM guna mendukung Saurip Kadi selaku Pembina Perhimpunan
Penghuni Rumah Susun (PPRS) tandingan dari hasil Rapat Umum Luar Biasa
(RULB) yang tidak kuorum beberapa waktu lalu. [ton]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar