BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Senin, 03 Februari 2014

Warga GCM Tolak Dibikin Rusuh Seperti di Mesuji

Oleh: Wahyu Praditya Purnomo

INILAH.COM, Jakarta - Kehadiran Ratusan warga asal Mesuji, Lampung sejak lima hari lalu, menimbulkan kekawatiran sendiri bagi warga yang bermukim di apartemen dan rukan Graha Cempaka Mas (GCM), Jakarta Pusat. Warga takut, kasus Mesuji akan terjadi lagi di tempat tinggal mereka.

Kekawatiran semakin menjadi, disaat upaya kepolisian maupun Kapolres Jakarta Pusat, Kombes Pol AR Yoyol untuk mengusir para pendukung pengurus Perhimpunan Penghuni Rumah Susun (PPRS) tandingan besutan Saurip Kadi dan Palmer Situmorang, tak digubris.

Sampai saat ini, ratusan warga Mesuji masih berkumpul di ruang aula milik warga yang terletak di Blok A2 Lantai 5 Graha Cempaka Mas dan apartemen milik Justiani yang merupakan istri Saurip Kadi.

Beberapa spanduk aspirasi perlawan terlihat terpampang di dinding apartemen lantai 5 di antaranya "Kami Warga Mesuji Siap Mati Untuk Bapak Mayor Jenderal (Purn) Saurip Kadi", atau Kalau Untuk Berdoa Saja Kami Diusir....!! Kami Warga Mesuji Siap Mati Untuk Berjihad Sekarang Juga .... !!!

Sejumlah warga apartemen GCM khususnya di Blok A2 mengaku sangat resah dan terusik atas kehadiran ratusan warga pendukung Saurip Kadi.

Khawatir menjadi sasaran amuk massa tak dikenal, sejumlah penghuni yang memiliki anak-anak, terpaksa bermain di luar unit apartemen. Bahkan, sejumlah warga lainnya memilih mengungsi ke hotel atau rumah keluarga untuk sementara waktu.

Salahsatu penghuni bernama Sari, mengaku tidak habis fikir melihat sikap PPRS bentukan Saurip Kadi dan Palmer Situmorang yang mengerahkan ratusan warga Mesuji untuk menduduki apartemen GCM.

"Kok pensiunan jenderal dan pengacara ngetop, tapi kelakuannya begitu. Apa nggak malu dimuat di media massa karena mempertontonkan kelakuan bodohnya yang melanggar hukum. Atas nama hukum dan rakyat, mantan bintang dua TNI bertindak menyengsarakan ratusan warga GCM," tegasnya.

Sari berharap aparat kepolisian segera merespon keresahan warga GCM. Sebab, jika dibiarkan berlarut-larut akan menyulut kemarahan warga. "Jangan sampai warga bersama - sama juga membawa preman untuk membasmi orang bayaran Saurip agar angkat kaki dari GCM," paparnya.

Tony, warga yang juga mantan Ketua Rukun Tetangga (RT) GCM juga mengeluhkan, sikap polisi yang tak kunjung bertindak tegas.

"Dari spanduk yang terpampang sangat jelas indikasinya, mereka mau berbuat kerusuhan di GCM. Apa mereka mau membuat rusuh Graha Cempaka Mas seperti di Mesuji. Kami juga heran, kok polisi tidak bertindak tegas, apalagi mereka (massa) sudah berhari-hari di sini. Apa perlu terjadi pertumpahan darah dahulu, baru polisi mengusir mereka?" kata Tony, warga apartemen Blok A2.

Tony mengungkapkan, sejumlah spanduk berisi pesan perlawanan membuktikan kedatangan warga Mesuji bukan untuk tahlilan, seperti pernyataan juru bicara PPRS tandingan, Justiani kepada sejumlah media massa beberapa hari lalu.

"Warga Mesuji datang mengorbankan nyawa demi membela Saurip Kadi. Emangnya Saurip Kadi siapa? Dia bukan nabi, kok berjihad demi Saurip Kadi," ungkapnya.

Harry Wijaya, Ketua Rukun Warga (RW) apartemen GCM mengatakan, penghuni dan pemilik unit resah melihat kedatangan ratusan orang dari Lampung menjelang malam hari.

"Kedatangan ratusan warga Lampung maksud dan tujuannya tidak jelas serta tidak melaporkan diri ke pengurus RT. Jelas warga penghuni apartemen terganggu kenyamanan dan karena kedatangan ratusan warga dari luar yang tidak jelas," ungkapnya

Sekretaris PPRS GCM yang sah, Djony Tandrianto mengungkapkan, kepengurusan PPRS tandingan besutan Saurip Kadi dan Palmer Situmorang tidak sah karena Rapat Umum Luar Biasa (RULB) yang digelar beberapa waktu lalu tidak kuorum.

"Pak Ahok (Wagub DKI) sudah bicara di media massa, pergantian pengurus PPRS yang tidak kuorum dinyatakan ilegal. Buktinya, PPRS tandingan tidak mengantongi izin domisili dari kelurahan dan kecamatan, kok bisa - bisanya Saurip mengklaim sebagai PPRS yang sah. Saya tidak habis pikir ada pensiunan jenderal dan pengacara ngetop, tapi tidak bisa menaati aturan hukum yang berlaku di negara ini," paparnya

Kapolresta Jakarta Pusat, Kombes AR Yoyol menambahkan, pihakya mengerahkan 200 personil guna berjaga - jaga di apartemen GCM mengantisipasi terjadinya tindakan anarkhis.

"Kami sudah mengimbau dan memberikan batas waktu 24 jam kepada warga pendukung Saurip Kadi untuk membubarkan diri dari apartemen GCM karena sejumlah warga merasa resah atas keberadaannya," tambahnya.

Sekadar diketahui ratusan warga Mesuji tiba di apatemen dan rukan GCM, Rabu malam. Ratusan warga asal Lampung tiba di apartemen GCM, Jakarta Pusat sekitar pukul 18.30 WIB dengan menumpang lima bus.

Kedatangan warga Lampung tersebut di apartemen GCM guna mendukung Saurip Kadi selaku Pembina Perhimpunan Penghuni Rumah Susun (PPRS) tandingan dari hasil Rapat Umum Luar Biasa (RULB) yang tidak kuorum beberapa waktu lalu. [ton]

Tidak ada komentar: