Oleh: Anton Hartono
INILAHCOM, Jakarta - Anggota Polsek Jatinegara mengamankan enam
orang pelajar yang diduga hendak melakukan aksi tawuran bersama
teman-temannya di kawasan Jatinegara, Jakarta Timur.
Salah
seorang diantara pelajar yang ditangkap yakni berinisial A (18) dari
SMK Budaya II Santo Agustinus, Duren Sawit, Jakarta Timur kedapatan
membawa senjata tajam jenis ikat pinggang berkepala gir sepeda di dalam
tasnya. Dan kepada polisi, A mengaku putra dari seorang Wakil Ketua
Pengadilan Tatas Usaha Negara (PTUN) Bandar Lampung bernama Marsinta
Uli.
Namun A membantah bahwa ikat pinggang berkepala gir itu
bukanlah miliknya, melainkan milik temannya. "Saya nggak tawuran. Berani
sumpah saya. Ibu saya hakim. Gir itu punya teman yang dititip di tas
saya," ujarnya saat berada di Mapolsek Jatinegara, Selasa (30/9/2014).
A
mengaku hanya diajak oleh teman-temannya dan membajak truk. Setelah itu
mereka turun di kawasan Prumpung, Cipinang Besar Utara, Jatinegara
untuk berkumpul bersama pelajar lainnya.
Dirinya tinggal di
kawasan Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur bersama dua orang saudara
kandungnya serta seorang pembantu rumah tangga, sementara ibunya
bertugas di Bandar Lampung dan pulang sekitar dua pekan sekali.
"Ibu ke Jakarta dua minggu sekali," katanya.
Selain
A, polisi juga mengamankan pelajar lainnya yakni pelajar SMK Wiyata
Mandala, Tanjung Priok, Jakarta Utara berinisial R (17) serta empat
pelajar lainnya dari SMK 1 Budi Utomo, Jakarta Pusat dan pelajar SMK 13
Rawa Belong, Jakarta Barat.
"Para pelajar ini terindikasi akan
tawuran karena berkumpul pada lokasi yang jauh dari sekolah dan tempat
tinggal mereka. Janggal jika seorang pelajar dari Tanjung Priok berada
di kawasan Prumpung. Apalagi di dalam tas salah seorang pelajar
ditemukan gir," ungkap Kapolsek Jatinegara, Kompol Dasril.
Para
pelajar yang tertangkap akan dipanggil orangtuanya supaya diberikan
pembinaan terhadap anak-anaknya di rumah. "Kami akan menghubungi
orangtua masing-masing untuk membina anak-anak mereka," tambahnya. [ton]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar