Laporan: Teguh Santosa
RMOL. Dalam dua hari terakhir sebagian publik Indonesia
dikagetkan dengan berita yang mengatakan bahwa Perdana Menteri yang juga
mantan Presiden Timor Leste, Xanana Gusmao, ingin Timor Leste kembali
bergabung dengan Indonesia.
Pernyataan itu disampaikan Xanana saat menghadiri peringatan HUT TNI di Surabaya hari Selasa (7/10).
Pemimpin Redaksi Tempo Semanal,
Jose Antonio Belo, yang juga merupakan sahabat Xanana sejak lama
memastikan bahwa pernyataan Xanana itu memiliki maksud yang lain, yang
ketika didengarkan tanpa memahami konteks pembicaraan bisa diartikan
berbeda.
“Menurut apa yang selalu diinginkan Xanana adalah dia
mau mengangkat Indonesia di forum internasional dan di Dili semua
pemimpin mau Indonesia jadi pemimpin baru di dunia,” ujar Jose dalam
pembicaraan dengan redaksi beberapa saat lalu.
Dia juga
mengatakan, tidak ada polemik di Dili berkaitan dengan pemberitaan itu
karena media massa dan publik di Timor Leste telah memahami maksud
Xanana.
“Saya bisa mengerti pernyataan Xanana tentang bergabung
kembali dengan Indonesia tersebut dalam konteks yang lebih besar yaitu
regional dan internasional. Bukan dalam konteks bergabung untuk
integrasi kembali sebagai sebuah propinsi NKRI,” masih kata Jose.
Dia
mengatakan, ketika Presiden SBY berkunjung ke Dili bulan Agustus lalu,
Presiden Timor Leste Taur Matan Ruak dan Perdana Menteri Xanana Gusmao
mengusulkan agar SBY menjadi envoy bersama mantan Presiden Ramos Horta untuk membantu penyelesaian masalah-masalah di negara yang sedang mengalami krisis politik.
“Mereka
mau mengunakan pengalaman Timor Leste dan Republik Indonesia untuk
kasus di Timur Tengah. Karena Indonesia adalah negara muslim terbesar
yang bisa diterima di Palestina, Irak dan lain-lain,” masih jelas Jose.
Pada
suatu kesempatan, Jose melanjutkan, “Xanana mengatakan Timor Leste
harus bergabung dengan Indonesia untuk membantu penyelesaian krisis dan
peperangan di dunia termasuk ISIS.” [guh]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar