BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Kamis, 17 Juni 2021

6 Indikator Jakarta Tidak Baik-Baik Saja

 Tim detikcom - detikNews

Kamis, 17 Jun 2021 16:52 WIB
Jakarta - 

Kondisi Jakarta sedang tidak baik-baik saja. Tingkat keterisian rumah sakit yang melonjak menjadi salah satu indikatornya.

Pernyataan mengenai kondisi Jakarta sebenarnya itu diungkapkan oleh Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran. Kasus Corona saat ini terus meningkat.

"Sampaikan kepada masyarakat, Jakarta sedang tidak baik-baik saja," kata Irjen Fadil Imran kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (17/6/2021).

Berikut sejumlah indikator kondisi Jakarta tidak baik-baik saja:

1. Kasus Corona Melonjak

Ksus Corona di Jakarta mengalami lonjakan drastis. Merujuk pada data BNPB sepekan terakhir, kasus tambahan Corona di Jakarta naik signifikan. Berikut datanya:

6 Juni: 1.019
7 Juni: 1.197
8 Juni: 755
9 Juni: 1.376
10 Juni: 2.091
11 Juni: 2.293
12 Juni: 2.455
13 Juni: 2.769
14 Juni: 2.722
15 Juni: 1.502
16 Juni: 2.376

Kasus tambahan Corona di DKI hari ini bertambah drastis. Pada sore ini tambahan Corona harian menyentuh angka 4 ribu.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Dwi Oktavia mengatakan kasus corona hari ini bertambah 4.144. Dia menyebut angkat itu mendekati angka tertinggi pada Februari lalu.

"Jika kita kilas balik, kasus hari ini mendekati angka tertinggi yang pernah terjadi pada 7 Februari 2021, yang mana mencapai 4.213 kasus dalam sehari. Maka dari itu, kami mengingatkan kembali kepada seluruh masyarakat untuk tidak menyepelekan COVID-19. Penanggulangan pandemi ini butuh kerja bersama. Kami imbau masyarakat terus waspada terhadap penularan COVID-19 yang semakin cepat dan selalu menerapkan 5M di manapun dan kapanpun," ujar Dwi, di Balai Kota Jakarta, Kamis (17/6).

2. Uji Sekolah Tatap Muka Disetop

Pemprov DKI Jakarta menghentikan penyelenggaraan uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) di 226 sekolah di Ibu Kota. Penghentian dilakukan imbas lonjakan kasus COVID-19 di Jakarta.

"Dengan kondisi saat ini dan rapat bersama antar satgas kita putuskan saat ini piloting tatap muka tidak dilanjutkan. Sambil menunggu situasi di DKI Jakarta," kata Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta di YouTube BNPB Indonesia, Kamis (17/6/2021).

3. Anies Wajibkan Kantor Zona Merah WFH 75 Persen

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memutuskan memberlakukan WFH 75 persen di perkantoran di kawasan zona merah.

"Zona merah work from home (WFH) sebesar 75% dan work from office (WFO) sebesar 25% dengan penerapan protokol kesehatan secara lebih ketat," demikian isi Kepgub Anies, seperti dilihat, Kamis (17/6/2021).

Hal itu tertuang dalam Keputusan Gubernur (Kepgub) DKI Jakarta Nomor 759 Tahun 2021 Tentang Perpanjangan PPKM Berbasis Mikro. Pemprov DKI hanya mengizinkan perkantoran melaksanakan work from office (WFH) dengan kapasitas 25%.

Di sisi lain, perkantoran yang berlokasi di zona kuning dan oranye masih dibolehkan menggelar WFH-WFO dengan kapasitas masing-masing 50%. Adapun sekolah yang terletak di zona merah hanya diperkenankan menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) secara daring.

4. Wisma Lokasi Isolasi Pasien Corona Jakarta Sisa 20%

Keterisian tempat isolasi pasien COVID-19 di Jakarta kian menipis. Di sejumlah wisma yang disiapkan Pemprov DKI kini sudah terisi 80 persen.

"Tingkat keterisian kita saat ini untuk di DKI Jakarta tentu Wisma Atlet ada sekitar 72,5 persen, sedangkan keterisian di wisma-wisma di DKI Jakarta sekitar 80 persen, sambil kita siapkan di Nagrak ini masih kosong," kata Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Widyastuti, di Youtube BNPB Indonesia, Kamis (17/6/2021).

Widyastuti mengatakan Rusun Nagrak, Cilincing, Jakut memiliki kapasitas 2.500. Namun DKI menyiapkan setengahnya lebih dulu sebanyak 1.000 kapasitas.

"Kita switch menjadi tempat isolasi terkendali sambil menyiapkan yang sudah ready adalah sekolah menengah kejuruan yang mempunyai wisma-wisma yang dikelola pihak sekolah dan wisma yang ada di Taman Mini, Ragunan, dan ada beberapa masjid yang kita ubah di rusun di Jakarta Barat kita ubah menjadi tempat isolasi terkendali," paparnya.

5. BOR DKI Melonjak

Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran menyampaikan bahwa jumlah pasien yang masuk rumah sakit akibat COVID-19 masih meningkat. Dia meminta masyarakat untuk selalu menerapkan protokol kesehatan.

"Angka COVID terus naik, BOR terus naik, jumlah orang yang masuk rumah sakit masih meningkat," katanya.

6. BOR Wisma Atlet Tinggi

Kondisi hampir serupa juga dialami oleh RSD Wisma Atlet yang saat ini dikelola oleh Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I (Kogabwilhan I). Tingkat keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) RSD Wisma Atlet Kemayoran mencapai 77,49 persen. Per Kamis (17/6) pukul 08.00 WIB, RSD Wisma Atlet menerima 179 pasien baru, sehingga secara keseluruhan pasien yang dirawat berjumlah 5.730 orang.

"Pasien semula 5.551 orang bertambah 179 orang jadi 5.730 orang," kata Kepala Penerangan Kogabwilhan I Kolonel Marinir Aris Mudian seperti dikutip dari CNNIndonesia.com, Kamis (17/6).

Aris merinci ribuan pasien yang dirawat di Tower 4,5,6, dan 7 rinciannya 2.861 pasien pria, dan 2.869 pasien wanita. Ia juga merinci, sejak pembukaan Wisma Atlet pada 23 Maret 2020 hingga saat ini.

Jumlah kumulatif pasien covid-19 terdaftar sebanyak 93.578 orang. Dari jumlah itu, 86.835 orang telah dinyatakan pulih dari covid-19, 921 orang dirujuk ke rumah sakit covid-19 lain, dan 92 lainnya meninggal dunia.

Tidak ada komentar: