BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Jumat, 18 Juni 2021

Pakar Epidemiologi Usul DKI PSBB Ketat Lagi Demi Tekan Kasus COVID

 Isal Mawardi - detikNews

Jumat, 18 Jun 2021 08:01 WIB
Jakarta - 

Pelaksanaan uji coba dan simulasi sekolah tatap muka di Jakarta dan Bandung, dihentikan imbas dari melonjaknya kasus Corona. Pakar epidemiologi dari Universitas Airlangga (Unair) Laura Navila Yamani sepakat dengan keputusan pemberhentian sekolah tatap muka.

"PTM (pembelajaran tatap muka) memang bisa dimulai ketika kondisi kasus penyebarannya melandai, sehingga jika daerah tersebut mengalami lonjakan kasus, maka lebih baik menunda PTM, sehingga tidak menambah dampak lonjakan kasus yang lebih tinggi," kata Laura lewat pesan singkat kepada detikcom, Kamis (17/6/2021).

Laura khawatir akan risiko yang besar bila sekolah tatap muka tetap dilanjutkan. Dia khawatir sekolah tatap muka memicu ledakan kasus Corona.

"Lebih baik pemerintah berupaya untuk memaksimalkan upaya pengendalian kasus dan memastikan kasus COVID-19 melandai, dan PTM akan bisa dimulai, sehingga memberikan keamanan juga bagi anak-anak sekolah," ucap Laura.

Sekolah Tatap Muka dan Lockdown

Hal senada juga diutarakan Pakar epidemiologi dari Griffith University Australia Dicky Budiman. Keputusan penghentian uji coba sekolah tatap muka dinilai sudah tepat.

"Kalau keputusan ini (sekolah tatap muka) dibatalkan tentu bisa diterima, tetapi asal ada syaratnya yaitu lockdown, berarti PSBB," kata Dicky.

Jika sekolah tatap muka dihentikan, namun mal dan aktivitas sosial lainnya masih berjalan normal, maka itu, nilai Dicky, sebagai sebuah kesalahan besar.

"Itu tidak berbasis sains, dan itu akan berdampak jangka panjang untuk bangsa ini," jelas Dicky.

Terpisah, pakar epidemiologi dari Universitas Indonesia (UI), Pandu Riono, juga berpendapat serupa. Pengendalian Corona, kata Pandu, mesti kompak dan seragam.

Pasalnya, perkantoran sudah menerapkan work from home (WFH) 75 persen. Sehingga kebijakan tersebut tidak akan efektif bila di sekolah masih berkerumun.

"Sudah pasti pas (sekolah tatap muka dihentikan)," kata Pandu.

Kemendikbud-ristek Buka Suara

Kepala Biro Humas dan Kerjasama Kemendikbud-Ristek, Hendarman angkat bicara soal penghentian uji coba sekolah tatap muka di Jakarta dan Bandung. Menurutnya, pihaknya tetap mengacu pada SKB 4 Menteri.

"Silakan merujuk kepada SKB 4 Menteri yang menggariskan prosedur Pembelajaran Tatap Muka Terbatas. Sudah dijelaskan siapa yang berhak memutuskan dan apa dasar pertimbangan untuk membuat keputusan tersebut. SKB tersebut yang dirujuk," jelas Hendarman.

Dalam SKB 4 Menteri tersebut, dijelaskan ada kondisi-kondisi yang mengharuskan sekolah tatap muka dihentikan, yakni bila ditemukan satu kasus Corona di sebuah sekolah. Selanjutnya bila sebuah daerah menerapkan PPKM Mikro atau pembatasan sosial maka uji coba sekolah tatap muka dapat dibatalkan.

Uji Coba PTM di DKI dan Bandung Disetop

Pemprov DKI Jakarta menghentikan penyelenggaraan uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) di 226 sekolah di Ibu Kota. Penghentian dilakukan imbas lonjakan kasus COVID-19 di Jakarta.

"Dengan kondisi saat ini dan rapat bersama antar satgas kita putuskan saat ini piloting tatap muka tidak dilanjutkan. Sambil menunggu situasi di DKI Jakarta," kata Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta di YouTube BNPB Indonesia, Kamis (17/6/2021).

Simulasi pembelajaran tatap muka di Kota Bandung juga dihentikan sementara karena kasus COVID-19 kembali melonjak. Kebijakan itu diputuskan Wali Kota Bandung Oded M Danial dalam rapat terbatas evaluasi penyebaran COVID-19 di Kota Bandung.

"(PTM) Ditunda," kata Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana.

Tidak ada komentar: