M Rizki Maulana - detikNews
Jakarta - Ucapan anggota DPR Wa Ode Nurhayati yang menyebut pimpinan DPR sebagai penjahat anggaran di 'Mata Najwa' dimaksudkan untuk menyindir Wakil Ketua DPR Anis Matta. Partai Anis, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) meminta Nurhayati untuk berani mengungkap semuanya dan bukan hanya sebatas menyindir saja.
"Menurut saya, kalau dia mau buka-bukaan, dia tunjukin saja. Jangan melempar isu yang belum jadi, itu kan tidak sehat," tegas Wakil Sekjen PKS, Mahfudz Siddiq kepada wartawan di Gedung DPR Senayan, Jakarta, Senin (30/5/2011).
Mahfudz meminta agar Nurhayati dengan lebih berani menyebut langsung nama dan kasus yang dia maksud. Daripada menimbulkan spekulasi banyak pihak dan memunculkan polemik di masyarakat.
"Kalau Bu Wa Ode itu mempunyai misi mau membenahi sistem anggaran, sebut nama, sebut kasus, silakan saja," tuturnya.
"Jangan sampai membuat orang menduga-duga dan berspekulasi mengenai hal yang belum pasti. Itu kan kasihan publik juga kalau seperti itu," tandas Mahfudz.
Nurhayati dalam acara 'Mata Najwa' pada Rabu (25/5) yang bertema 'Mafia Angka' menyebut pimpinan DPR bersama Menteri Keuangan dan pimpinan Badan Anggaran sebagai penjahat anggaran. Marzuki merasa tersinggung atas ucapan itu. Ucapan ini yang memicu kemarahan Marzuki sehingga melaporkannya ke BK.
Padahal Nurhayati kemudian mengakui bahwa dirinya bermaksud menyindir Wakil Ketua DPR Anis Matta yang dinilainya dengan seenaknya mengubah alokasi anggaran untuk daerah. Menurut Nurhayati, sebenarnya Badan Anggaran (Banggar) DPR sudah melakukan rapat pada 2010 lalu dan diputuskan 120 daerah mendapat kucuran dana untuk daerah tertinggal.
Tapi ternyata 120 daerah tersebut tidak jadi mendapat dana. Belakangan dia mendapat surat tembusan dari fraksinya yakni FPAN yang menunjukkan bahwa ada surat dari Anis Matta kepada pemerintah soal dana untuk 120 daerah yang tidak jadi dikucurkan tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar