"Karena kemacetan tetap saja terjadi meskipun ada separatornya."
VIVAnews - Akses masuk ke Plaza Semanggi dari ruas Jalan Gatot Subroto, Jakarta, kembali dibuka. Proses pembongkaran separator beton itu dilakukan puluhan Mantan Pejuang Republik Indonesia (LVRI). Bahkan pembongkaran dikawal 'pejuang' yang mempersenjatai diri dengan bambu runcing.
Aksi pembongkaran berlangsung sejak pukul 17.00 WIB, Senin 30 Mei 2011. Sebuah kendaraan fork lift dan beberapa orang pekerja memindahkan separator beton setinggi satu meter yang pagi tadi dipasang Dishub DKI Jakarta.
Beberapa di antara veteran yang mengawal aksi ini tampak menggenggam bambu runcing yang di ujungnya diikat kain warna merah dan putih.
"Kalau ditutup dengan alasan kemacetan, jelas tidaklah beralasan. Karena kemacetan tetap saja terjadi meskipun ada separatornya," ujar salah satu anggota LVRI, Dadan Suwandi, yang berada di lokasi kejadian.
Menurutnya, pembongkaran separator ini merupakan bentuk protes pengelola Gedung LVRI yang juga merupakan pengelola Plaza Semanggi. "Kalau ditutup aksesnya, tentu akan memperngaruhi penghasilan penyewa sini (Plaza Semanggi). Karena jumlah pengunjung akan menurun. Kami juga menerima banyak keluhan dari penyewa," katanya.
Suwandi juga menyesalkan sikap Dishub DKI Jakarta, yang awalnya menjanjikan akan memberikan jalur alternatif jika akses tersebut ditutup. Tapi nyatanya, hingga enam bulan sejak ditutup tidak pernah terealisasi.
Menurutnya kemacetan di Semanggi bukan disebabkan karena adanya akses pintu menuju Plaza Semanggi yang dibuka, melainkan banyaknya angkutan umum yang berhenti untuk menunggu penumpang di sekitar halte Semanggi."Banyak bus yang 'ngetem' di Halte, jadi menimbulkan antrean kendaraan," imbuh dia.
Aksi para veteran mengawal proses pembongkaran separator menjadi tontonan para pengendara yang melintas di depan Plaza Semanggi. Tak ayal kemacetan lalulintas pada jam pulang kantor di ruas Jalan Gatot Subroto menuju Pancoran menjadi semakin parah.
Menanggapi aksi pembongkaran tersebut, Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Baharudin Djafar, menyesalkan sikap yang dilakukan anggota LVRI. "Seharusnya dikoordinasikan dulu dengan Pemda DKI (Dishub) dan Polda Metro," kata dia.
Menurutnya, tindakan Dishub DKI Jakarta memasang separator yang menutup akses masuk Plaza Semanggi dari Jalan Gatot Subroto, bertujuan mencairkan kemacetan.
"Persilangan antara kendaraan yang memasuki dan meninggalkan Plaza Semanggi, saling bertumpuk di pintu akses itu. Sehingga membuat tersendat dari arah Slipi menuju Pancoran," papar Baharudin.
Akibat penutupan akses masuk tersebut, jumlah pengunjung Plaza Semanggi disebut-sebut turun hingga 40 persen sehingga membuat para pemilik usaha di pusat pembelanjaan mewah itu merugi.
Salah satu pedagang pakaian di lantai dasar mal bernama Indira mengatakan, omsetnya menurun sejak penutupan akses itu dilakukan. "Cukup terasa penurunannya. Kalau dihitung bisa mencapai 30 persen," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar