Makassar (ANTARA
News) - Wakil Presiden RI periode 2004-2009, H.M. Jusuf Kalla (JK),
dianugerahi gelar Doktor Kehormatan (Honoris Causa) di bidang Ekonomi
dan Politik dari Universitas Hasanuddin (Unhas) dalam rangkaian
peringatan hari lahir Unhas ke-55 di Baruga Andi Pangerang Pettarani,
Makassar, Sabtu.
JK menjadi tokoh ketujuh yang menerima gelar
serupa dari Unhas, setelah Ir Soekarno (Presiden RI periode 1945-1966),
Drs Mohammad Hatta (Wakil Presiden RI pertama), Chaerul Saleh (mantan
menteri), Prof Dr BJ Habibie (Presiden RI periode 1998-1999), Nelson
Mandela (mantan Presiden Afrika Selatan), dan Tun Nadjib Tun Razak (kini
Perdana Menteri Malaysia).
Penganugerahan gelar Doktor bagi JK
dipromotori oleh mantan Rektor Unhas, Prof Dr Basri Hasanuddin MA,
bersama Guru Besar Ilmu Hukum Unhas dan Dubes Rusia, Prof Dr Hamid
Awaluddin MA, serta Guru Besar Ilmu Hubungan Internasional, Prof Dr
Mappa Nasrun MA.
Acara penyerahan gelar Doktor Kehormatan
dilakukan Rektor Unhas, Prof Dr dr Idrus Paturusi, yang dihadiri
Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo, dan para pejabat Sulsel,
anggota DPR RI Jafar Hafsah dan Tamsil Linrung.
Dalam orasi
Ilmiahnya sebelum penyematan gelar kehormatan, JK kembali mengajak
segenap bangsa Indonesia untuk tegak dalam kemandirian, membangun dengan
kekuatan sendiri.
Sementara koordinator promotor, Basri
Hasanuddin yang juga mantan Duta Besar RI untuk Iran berpidato 10
halaman berisi tiga hal pokok yang menjadi dasar penganugerahan gelar
Doktor Honoris Causa kepada sosok JK yang menyelesaikan SI di Fakultas
Ekonomi Unhas.
Tiga hal tersebut meliputi, pertama pandangan
publik atas ketokohan JK yakni negarawan yang religius, tokoh pengelola
krisis, tokoh pengaruh dan fenomenal, negarawan dengan ciri-ciri khusus,
pemimpin dengan kinerja sangat memuaskan.
Kedua, pemikiran JK tentang ekonomi yang disebut Kallanomics
meliputi pemulihan ekonomi berdasarkan skala prioritas yang berpedoman
pada realitas ekonomi dan sosial yang terjadi pada masyarakat,
menerapkan pembangunan nasional tanpa terlalu tergantung pada textbook,
peka dalam menyelami perasaan masyarakat, keadilan ekonomi tanpa pilih
kasih, serta mengutamakan efisiensi, kemandirian, transparansi,
rasionalitas, objektivitas, dan akuntabilitas.
Ketiga, pemikiran
JK tentang politik yang dihimpun dari berbagai media meliputi, politik
dulu baru ekonomi, demokrasi era reformasi tidak efisien, birokrasi yang
kurang efektif dan efisien, jumlah partai terlalu banyak dan
terfragmentasi, ketidakseimbangan peran dan fungsi antara lembaga
negara, hubungan pusat dan daerah yang ambigu, pembangunan versus
korupsi.
Selain gelar Doktor Kehormatan kepada JK, Unhas juga
menyematkan penghargaan "Hasanuddin Award" kepada 21 profesor dari
berbagai fakultas karena berjasa membesarkan "Kampus Merah", serta
penghargaan khusus kepada Prof Koji Tanaka dari Universitas Ehime Jepang
atas kerjasama dibidang pendidikan dan penelitian antara kedua lembaga.
(*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar