Parwito - detikNews
Jakarta - Di Jawa Tengah, gerakan Negara Islam Indonesia Komandemen Wilayah 9 (NII KW 9) sudah menggurita. Anggotanya tidak hanya mahasiswa, tapi juga Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan TNI.
Hal ini diungkapkan seorang mantan lurah NII, J dalam perbincangan dengan detikcom, Minggu (1/5/2011). "Jaringannya sangat luas dan sudah puluhan tahun. Sampai sekarang masih ada yang aktif," ungkap J, mengawali perbincangan.
J mencontohkan wilayah Kedu di Jawa Tengah. Ada sejumlah PNS dan anggota TNI yang merupakan hasil rekrutmen NII KW 9. Bahkan di lingkungan Pemerintah Kabupaten ada PNS yang bekerja di rumah dinas bupati dan dia adalah anggota NII KW 9.
"Di Rindam TNI-AD ada seorang oknum anggota TNI yang meyakini NII. Malahan dia merupakan tutor untuk anggota yang lain cara membuat proposal yang bagus dan cara memperoleh uang setoran banyak," tukas J.
Selain di lingkungan PNS dan TNI, NII KW 9 juga merajalela di berbagai kampus di Jawa Tengah. J menyebutkan Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Solo, Universitas Muhammadiyah Magelang (UMM) dan Universitas Muhammadiyah Purworejo (UMP) adalah kampus-kampus garapan NII KW 9.
"Di UMM Magelang sampai saat ini ada yang masih aktif dan jadi pegawai di sana. Saya tahu setelah keluar dan bertemu malah diberi dalil-dalil sama persis seperti saya waktu masih aktif di NII," jelas dia.
J menjelaskan, proses rekrutmen dengan doktrin yang sangat kuat dilakukan oleh pemimpin NII KW 9 dengan beberapa cara. Salah satunya dengan menjadikan target sasaran sebagai pacar atau kekasih.
"Modus perekrutan mengajak hijrah dengan cara mendekati, dipacari, diajak mengaji, kemudian dinikahi. Setelah masuk NII, dibaiat, diberi dalil surga dan neraka. Di NII, setiap pengikut dibebani 1 hari hadirkan 1 orang dalam acara sebuah diskusi atau pengajian kelompok kecil. Anggota yang sudah punya istri juga dihalalkan melakukan model itu," kata dia.
Diskusi atau pengajian diikuti oleh 7-10 orang. Biasanya dari jumlah itu, akan terkena 1-3 orang setelah dijejali hadits-hadits sesat. Lalu mereka diarahkan untuk berhijrah dengan syarat dimintai dana 'amaliah' sebesar Rp 1 juta.
"Hadits itu ya ucapan pemimpin NII itu sendiri. Hadits ucapan Panji Gumilang dan bukan hadits shahih. Saya baru bayar Rp 150 ribu, istri sudah beri Rp 500 ribu dan waktu itu ngutang," tuturnya.
Proses hijrah anggota baru ini dilakukan di Jakarta secara tertutup. Bila sudah ada anggota rekrutmen baru dari wilayah Jateng, mereka dikumpulkan di suatu tempat. Selama perjalanan ke Jakarta dan naik mobil mereka wajib menutup mata.
"Misalnya waktu itu kumpul di Terminal Magelang. Saat ganti angkutan dan masuk di dalam mobil, mata harus tertutup dan pejamkan mata. Mereka diawasi jika buka mata dimarahi," kata J.
Jaringan NII KW 9 Jawa Tengah, terkadang transit di Semarang sebelum lanjut ke Jakarta. Lokasi markas mereka adalah sebuah rumah di sekitar Pasar Banyumanik, Semarang. Di sana, anggota baru menginap sehari, untuk dilakukan kembali penguatan doktrin dan keyakinan.
"Tahu-tahu buka mata sudah berada di dalam rumah di dalam sebuah garasi. Di situ anggota baru yang direkrut dimatangkan terlebih dahulu. Setelah itu dibawa ke Stasiun KA Tawang. Masuk ke stasiun 5 orang, 5 orang supaya tidak dicurigai dengan alibi jenguk saudara di Jakarta," ujarnya.
Setelah sampai di Jatinegara, Jakarta Timur, mereka dijemput mobil untuk dibawa ke sebuah lokasi di daerah Jakarta Timur. Di rumah itu, hijrah dilakukan ratusan anggota baru dengan membaca syahadat. Seluruh anggota baru di Indoensia, dibaiat di Jakarta Timur.
"Bahkan ada yang datang dari Singapura dan Malaysia. Namun mayoritas anggota baru itu lebih banyak ceweknya daripada cowok," ungkapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar