VIVAnews - Ketenangan Gedung Nusantara III DPR pecah.
Ruangan dipenuhi teriakan demonstran yang tiba-tiba sudah berada di
depan lift menuju ruang pimpinan DPR berkantor.
Sekitar lima
demonstran berteriak-teriak dan membentangkan spanduk. Mereka menuntut
mafia anggaran ditangkap. "Tangkap mafia anggaran, tangkap," teriak
seorang demonstran di Gedung Nusantara III DPR, Jakarta, Jumat 16
September 2011.
Belum sempurna spanduk dibentang, sejumlah
petugas pengamanan dalam (pamdal) mengerubuti. Mereka meminta para
demonstran bubar dan merebut spanduk yang dibentang.
Sontak,
demonstran melawan. Namun, mereka kalah jumlah oleh petugas pamdal. Tak
berselang lama, mereka dibawa meninggalkan lobi Nusantara III menuju pos
pamdal.
Keributan yang tiba-tiba pecah itu menarik perhatian
pegawai Kesetjenan DPR dan tamu. Mereka pun berkerumun melihat aksi
nekat itu.
Saat digiring ke lantai dua pun, pendemo tetap
melakukan perlawanan. Saling dorong dan bahkan ayunan pukulan sempat
menyasar ke pendemo. "Jangan pukul, kami bukan maling," pinta seorang
demonstran.
Belakangan diketahui, demonstran mengatasnamakan diri
Laskar Pemuda Anti Korupsi (LAPAK). Mereka minta agar DPR bertindak
tegas membersihkan mafia anggaran di Senayan.
Koordinator Aksi
Ridha Sugiarto menyatakan, Badan Anggaran sudah menyimpangkan fungsi.
Lembaga yang menjalankan fungsi penganggaran itu telah menjadi sumber
korupsi para elit bangsa.
"Kami dari LAPAK mendesak kepada
pimpinan DPR dan KPK untuk membubarkan Banggar dan menangkap para mafia
anggaran," kata Ridha dalam pernyataan sikapnya. (umi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar