VIVAnews - Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi Keuangan (PPATK) sudah menyerahkan laporan 21 transaksi mencurigakan milik satu orang anggota Badan Anggaran DPR kepada pimpinan DPR. Tetapi temuan itu belum diterima Komisi Pemberantasan Korupsi.
"Kalau yang 21 transaksi saya belum tahu," kata Ketua KPK, Busyro Muqoddas, di Gedung DPR, Jakarta, Selasa 20 September 2011.
Nama anggota Badan Anggaran yang memiliki transaksi mencurigakan itu sudah ada di tangan pimpinan DPR. Laporan ini dikeluarkan PPATK berdasarkan permohonan pimpinan DPR yang diminta oleh Badan Kehormatan.
Busyro menegaskan bahwa tidak ada laporan ke KPK soal 21 transaksi mencurigakan milik satu anggota Badan Anggaran DPR. "Sampai sekarang belum memperoleh laporannya," kata mantan Ketua Komisi Yudisial ini.
Padahal, laporan transaksi mencurigakan ini sudah disampaikan PPATK kepada pimpinan DPR pada Kamis 15 September 2011. Pimpinan DPR menggelar keterangan pers keesokan harinya.
"Hasil rapat dengan PPATK, sekarang sedang ditelusuri 21 transaksi melibatkan anggota Badan Anggaran," kata Wakil Ketua DPR, Pramono Anung, di gedung DPR, Jakarta, Jumat 16 September 2011.
Anggota Badan Anggaran DPR dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN), Wa Ode Nurhayati, mendapat kabar bahwa dirinya disebut-sebut pemilik 21 transaksi mencurigakan yang disebut dalam laporan PPATK. Wa Ode membantah keras dan siap buka-bukaan.
"Kalau ternyata itu punya saya, ini artinya benar bahwa ini adalah rentetan dari kasus kemarin," kata Wa Ode Nurhayati dalam perbincangan dengan VIVAnews.com di Jakarta, Minggu 18 September 2011. Bantahan Wa Ode di sini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar