Muhammad Taufiqqurahman - detikNews
London - Wakil Presiden Boediono didaulat untuk
memberikan kuliah umum di Universitas Oxford, Inggris. Boediono
menceritakan perkembangan politik dan ekonomi Indonesia, termasuk
lahirnya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Boediono memberikan
kuliah umumnya dengan tajuk 'Transforming Indonesia: The Challenges of
Good Governance and Economic Development' di Oxford, Inggris, Rabu
(30/10/2013). Kuliahnya ini dihadiri oleh berbagai mahasiswa
internasional yang berkuliah di Universitas Oxford.
Di awal
kuliahnya, Boediono menjelaskan proses transisi pemerintahan Indonesia
mulai dari Orde Lama, Orde Baru, hingga era reformasi. Pada era
reformasi, Boediono menyebut salah satu prioritas pemerintah adalah soal
pemberantasan korupsi dan KPK lahir dari tuntutan yang besar dari
publik.
"Lahirnya lembaga Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
sebagai tuntutan era reformasi. Pemberantasan korupsi merupakan salah
satu tuntutan publik yang sangat kuat saat itu," kata Boediono.
Dalam
data yang disampaikan oleh Boediono, KPK yang sejak terbentuk tahun
2012 telah berhasil memenjarakan 360 orang yang terdiri dari pejabat
negara, kepolisian, hakim, wali kota, dan banker. KPK disebut berhasil
mewujudkan sistem yang transparan di internalnya dalam proses
seleksinya.
"Ini adalah tantangan berat ketika pemerintahan yang
baru harus membentuk sebuah institusi yang tidak tunduk pada proses
hukum yang telah ada," ujarnya.
Menurut Boediono, agenda
pemberantasan korupsi telah menyebar dan telah menjadi tuntutan
masyarakat. "Termasuk di institusi publik," ucapnya
Mantan Gubernur BI ini mengutip hasil Indeks Persepsi Korupsi pada tahun
2012 yang mendudukkan Indonesia di posisi 118 dari 176 negara, meski
nilai indeksnya meningkat dari 3.0 ke 3.2 untuk skala 1 hingga 10. Hal
ini juga terlihat pada Global Competitiveness Index 2012-2013 pada
katoegori Etika dan Korupsi yang mendudukkan posisi Indonesia ke tangga
yang lebih baik di urutan 87 pada tahun 2013 di mana pada tahun 2010
berada diperingkat 135.
Sejalan dengan agenda pemberantasan
korupsi, maka pemerintah memiliki agenda utama dalam proses reformasi
birokrasi. Sebagai negara berkembang, Indonesia dihadapkan pada korupsi
yang dilakukan oleh pejabat-pejabat pemerintahan.
"Korupsi
sistemik di birokrasi menghalangi orang-orang yang memiliki bakat dan
integritas masuk dan dengan demikian semakin mengurangi kemampuan
birokrasi untuk bekerja efektif," terangnya.
Boediono juga
menyebut selain reformasi birokrasi dan pemberantasan korupsi,
pengentasan kemiskinan telah di daftar prioritas tertinggi pemerintahan
saat ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar