Pewarta: Ahmad Wijaya
London (ANTARA News) - Wakil Presiden Boediono di depan pemimpin politik dan bisnis sejumlah negara mayoritas penduduknya Muslim mengingatkan ketidakpastian finansial masih terasa sangat tinggi sehingga setiap negara harus tetap waspada.
"Ekonomi dunia diperkirakan akan sedikit membaik tahun depan. Perbaikan ini belum lagi perubahan yang signifikan, namun setidaknya cukup sebagai bentuk perbaikan dari tahun-tahun sebelumnya," kata Boediono saat berbicara dalam "World Islamic Economic Forum" (WIEF) ke-9 di London, Inggris, Selasa.
Hadir dalam acara itu Perdana Menteri Inggris David Cameron, Perdana Menteri Malaysia Najib Razak, juga pimpinan negara dan pemerintahan dari 10 negara-negara Muslim seperti Afghanistan, Bangladesh, Bermuda, Bosnia dan Herzegovina, Brunei Darussalam, Yordania, Kosovo, Maroko, dan Pakistan.
Dikatakan Boediono, pada saat yang sama dunia menyaksikan berkembangnya konflik di banyak daerah yang terjadi di negara Muslim bermukim.
Wapres mengatakan, meski "World Islamic Economic Forum" khususnya membahas tentang isu ekonomi dan bisnis, tak mungkin menghindar bahwa masalah keamanan sangat mempengaruhi berbagai aspek dalam kehidupan.
"Dalam forum seperti ini, di mana para pemimpin politik dan pemimpin bisnis dari negara-negara Muslim bertemu, tidak ada salahnya membicarakan tentang isu-isu ini. Bagaimana kita bisa mengurangi penderitaan mereka dan mendukung perdamaian di wilayah-wilayah konflik," kata Wapres.
Secara global, kata Wapres, terdapat pertanyaan besar situasi keuangan global dan prospeknya ke depan untuk satu hingga dua tahun ke depan.
Dari pesan yang sama yang diperoleh dari pertemuan G-20, KTT APEC dan Rapat Tahunan World Bank, IMF didapatkan bahwa ekonomi global berubah di mana pertumbuhan negara-negara berkembang melambat dan negara-negara maju justru membaik.
Menurut Wapres, isu penting pertama yang sebaiknya menjadi bagian dari forum ini adalah mengidentifikasi opsi-opsi kerja sama di antara korporasi dan negara-negara Muslim serta negara-negara non-Muslim dengan tujuan memaksimalkan potensi pertumbuhan.
"Isu kedua adalah mengantisipasi ancaman ketidakstabilan di wilayah masing-masing akibat kondisi keuangan global," katanya.
Di samping persoalan makro ekonomi, kata Wapres, ada sejumlah isu lain yang menjadi masalah mendasar di dalam forum ekonomi negara-negara Muslim beberapa tahun terakhir yakni bagaimana upaya kolektif mengatasi ancaman perubahan iklim, bagaimana mempercepat pertumbuhan institusi-institusi finansial Islam untuk membantu umat.
Juga mengatasi masalah dasar kurangnya infrastruktur yang dihadapi banyak negara-negara berkembang, meningkatkan peran perempuan dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga, masyarakat dan pertumbuhan ekonomi secara global.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar