hesti - detikNews
Jakarta - Munculnya rekaman video ISIS melalui laman
Youtube yang memicu kontrovesi beberapa waktu lalu, dinilai telah
meresahkan sebagian masyarakat.
Rekaman itu berisi tantangan
terhadap Polri, TNI, Banser dan elemen masyarakat lainnya, oleh salah
satu anggota/simpatisan ISIS, Abu Jandal Al Yamani Al Indunisi, untuk
turun berperang ke Suriah, basis ISIS.
Sekretaris Kominfo dan
Kerjasama Antar Lembaga Dewan Masjid Indonesia (DMI), Hery Sucipto,
mengungkapkan, tantangan itu sebagai hal yang berlebihan dan tidak ada
relevansinya.
"Sebaiknya TNI, Polri, Banser dan kelompok pecinta
NKRI lainnya tidak usah terprovokasi dan serius menanggapi tantangan
tersebut, sebab hanya akan menguras energi saja," tutur Hery dalam
siaran persnya, Sabtu (27/12).
Meski demikian, lanjut dia, aparat
negara tetap waspada dan menjadikan tantangan tersebut sebagai upaya
lebih kuat menjalin sinergi berbagai kelompok.
"Saya yakin, hanya
dengan kekuatan bersama dan kebersamaan seluruh warga dan
aparat/pemerintah, ancaman apapun akan dapat dihadapi dengan baik. Kita
punya Pancasila yang menyatukan kita semua," jelasnya.
Pihaknya
juga meminta masyarakat, khususnya umat Islam, agar tidak terprovokasi
oleh ajakan jihad mendirikan khilafah Islamiyah yang dinilainya salah
kaprah.
"Ketua Umum DMI, Pak Jusuf Kalla, sudah tegas menyatakan
bahwa penegakan hukum Islam tidak bisa dilakukan dengan cara-cara yang
salah dan kekerasan. Kekerasan bukan ajaran Islam," tutur Hery.
Ia
yakin, masyarakat makin cerdas dan dewasa dalam menyikapi berbagai
persoalan yang muncul, termasuk paham-paham keagamaan yang menyimpang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar