Jpnn
JAKARTA - Direktur
Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian
Perindustrian, Budi Darmadi mengaku setuju jika bensin Premium
dihilangkan. Sebab, dengan begitu maka tidak ada lagi polemik pengaturan
konsumsi Premium dan Pertamax.
Positifnya, semua mobil akan menikmati
bahan bakar berkualitas lebih baik. "Mobil-mobil baru seharusnya memang
pakai RON 92," ujarnya, Senin (22/12).
Menurut Budi, total ada sekitar 10 juta
unit mobil yang beredar saat ini menjadi konsumen SPBU (stasiun
pengisian bahan bakar umum). Namun, dia tidak bisa memperkirakan berapa
jumlah mobil yang mengkonsumsi Premium.
Budi mengakui bahwa pemerintah kesulitan
untuk mengontrol pembelian bahan bakar minyak. "Mau beli Premium,
Pertamax, Solar itu hak konsumen," ungkapnya.
Dengan dihilangkannya Premium, maka hanya
akan ada BBM jenis Pertamax di SPBU. Hal itu, lanjut Budi, semakin
mempermudah pengawasan dan mengurangi penyelewengan.
"Seperti LCGC (low cost green car) itu
wajibnya pakai Pertamax tapi banyak juga yang isi Premium. Risikonya
tanggung sendiri, menurut produsen kalau pakai Premium dua tahun mesin
bisa rusak. Garansi juga bisa tidak berlaku," tegasnya.
Namun Budi menolak asumsi bahwa LCGC
memakan BBM subsidi dengan volume yang sangat besar. Pasalnya, penjualan
mobil LCGC hanya berkisar 120 ribu unit per tahun, atau sekitar satu
persen dari total penjualan mobil nasional yang tembus 1,2 juta unit.
"Jadi 99 persen konsumennya dari mobil
jenis lain. Apalagi LCGC irit banget 1 liter bisa 20 kilometer. Kalaupun
pakai Pertamax enggak akan banyak berpengaruh ke kantong," jelasnya.(dim/owi/wir/dee)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar