JAKARTA - Direktur
Ritel dan Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang menyatakan, perubahan
premium menjadi pertamax bukan tidak mungkin dilakukan.
Malah, waktu dua atau tiga bulan cukup
untuk mewujudkan rekomendasi tersebut. Apalagi kalau kilang milik PT
Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) di Tuban digunakan
sepenuhnya oleh Pertamina.
"Kalau bisa dioperasikan, tidak perlu lagi ada pencampuran nafta pada jenis tertentu untuk menghasilkan RON 92," terangnya.
"Kalau bisa dioperasikan, tidak perlu lagi ada pencampuran nafta pada jenis tertentu untuk menghasilkan RON 92," terangnya.
Di samping itu, sesuai dengan refinery
development master plan (RDMP), seluruh kilang milik Pertamina akan
di-upgrade untuk bisa menghasilkan jenis bahan bakar berkadar baik.
"Setiap kilang bisa menghasilkan 200 ribu barel jenis RON 92. Di seluruh kilang milik Pertamina, bukan Kilang Balongan saja," ucapnya.
"Setiap kilang bisa menghasilkan 200 ribu barel jenis RON 92. Di seluruh kilang milik Pertamina, bukan Kilang Balongan saja," ucapnya.
Seperti diberitakan, Pertamina memang
sedang menjalin kerja sama dengan tiga perusahaan minyak asal Jepang,
Arab Saudi, dan Tiongkok untuk meng-upgrade kondisi kilang.
Sebab, saat ini enam kilang Pertamina hanya mampu memproduksi 800 ribu barel per hari. Jauh dari kebutuhan nasional yang memerlukan 1,5 juta barel per hari. Kalau proyek sudah disepakati, dibutuhkan waktu setidaknya empat tahun ke depan untuk realisasi.
Direktur TPPI Basya G. Himawan mengatakan, pihaknya siap bekerja sama untuk mewujudkan peralihan dari premium ke pertamax. Kilangnya bisa memproduksi RON 92 ataupun yang lebih rendah.
Sebab, saat ini enam kilang Pertamina hanya mampu memproduksi 800 ribu barel per hari. Jauh dari kebutuhan nasional yang memerlukan 1,5 juta barel per hari. Kalau proyek sudah disepakati, dibutuhkan waktu setidaknya empat tahun ke depan untuk realisasi.
Direktur TPPI Basya G. Himawan mengatakan, pihaknya siap bekerja sama untuk mewujudkan peralihan dari premium ke pertamax. Kilangnya bisa memproduksi RON 92 ataupun yang lebih rendah.
Kepada Jawa Pos, dia menyebut tidak ada
persyaratan khusus agar pemerintah bisa membebankan produksi ke TPPI.
"Langsung saja. Kami tunggu kepastiannya," terang Basya melalui sambunga
telepon.
Untuk memproduksi, pihaknya siap bekerja sama dengan Pertamina, pemerintah secara langsung, atau secara independen. Untuk kapasitas produksi, kilang TPPI disebutnya bisa menghasilkan RON 92 atau pertamax sampai 45 ribu barel per hari. Sedangkan premium 60 ribu barel per hari. (dim/owi/wir/dee/c9/kim)
Untuk memproduksi, pihaknya siap bekerja sama dengan Pertamina, pemerintah secara langsung, atau secara independen. Untuk kapasitas produksi, kilang TPPI disebutnya bisa menghasilkan RON 92 atau pertamax sampai 45 ribu barel per hari. Sedangkan premium 60 ribu barel per hari. (dim/owi/wir/dee/c9/kim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar