Pewarta: Edy M Ya`kub
Surabaya (ANTARA News) - Dirjen Kebudayaan Kemdikbud Prof Dr Kacung
Marijan MA menegaskan bahwa kebudayaan penting untuk pembangunan, karena
budaya-lah yang menjaga Indonesia dari "buaya" atau sikap tidak
berperikemanusiaan.
"Jadi, tugas kebudayaan adalah menjaga hilangnya huruf d dalam kata
budaya agar tidak menjadi buaya," katanya saat membuka NU di Tahun
Kebudayaan 2014 di teras utara Gedung PWNU Jatim, Minggu sore.
Dalam acara yang digelar oleh Lembaga Seni Budaya Muslimin
Indonesia (Lesbumi) Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Timur itu, ia menjelaskan
NU sendiri memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga kebudayaan
Nusantara, seperti peran Lesbumi.
"Bahkan, NU merupakan komunitas yang lahir dan hidup dalam
kebudayaan, karena Nahdlatul Ulama adalah Islam Nusantara yang
menunjukkan bahwa Islam dan kebudayaan itu tidak bertentangan, bahkan
keduanya bisa saling berkolaborasi," katanya.
Menurut Guru Besar Ilmu Politik Unair itu, bila kebudayaan menjadi
"arus utama" dalam pembangunan, maka pembangunan akan semakin memiliki
makna, karena kebudayaan itu memiliki tiga dimensi.
"Tiga dimensi penting dalam kebudayaan adalah sistem nilai,
ekspresi, dan materiil. Sistem nilai itu berkaitan dengan ketuhanan dan
etika, sedangkan ekspresi itu berkaitan dengan bentuk seperti lukisan,
tari, dan sebagainya. Untuk materiil adalah bentuk fisik seperti candi
dan bangunan bersejarah," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Kacung Marijan melaporkan perkembangan
pembangunan Museum Islam Nusantara di kompleks Pesantren Tebuireng,
Jombang, Jatim. "Tahun ini, saya membangun 39 museum, termasuk Museum
Islam Nusantara di Jombang itu," katanya.
Ia menargetkan Museum Islam Nusantara itu akan selesai dibangun
pada akhir tahun 2015. "Insya-Allah bertepatan dengan Muktamar NU 2015
akan bisa terselesaikan," kata Kacung yang juga bertekad membangun
Laboratorium Kebudayaan di SMA/SMK itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar