Jpnn
JAKPUS – Hari kedua
pemberlakuan kawasan bebas motor di Jalan M.H. Thamrin hingga Medan
Merdeka Barat masih diwarnai pelanggaran. Mayoritas pengendara motor
tidak memanfaatkan lahan parkir yang telah ditunjuk pemprov, lalu
berganti bus gratis yang disediakan. Mereka tetap memilih jalur-jalur
alternatif yang padat. Alasannya, tarif parkir mahal.
Berdasar hasil evaluasi pemprov,
gedung-gedung di sekitar kawasan bebas motor mematok tarif Rp 2 ribu per
jam. Jika parkir selama jam kerja atau delapan jam, berarti setiap hari
pemilik motor harus mengeluarkan Rp 16 ribu. Untuk itu, hingga sebulan
ke depan, Pemprov sedang merancang solusi. Yakni, menyediakan kartu
parkir elektronik yang terintegrasi dengan tiket bus Transjakarta.
Dengan kartu berbasis e-money itu, pemotor
cukup membayar Rp 2 ribu untuk parkir seharian. Rencana tersebut
diungkapkan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di balai kota
Kamis (18/12). Menurut Ahok, pemotor bisa membeli kartu e-money Rp 40
ribu yang berisi saldo Rp 20 ribu. Kartu itu bisa dimanfaatkan untuk
naik bus Transjakarta dan parkir di gedung-gedung sekitar kawasan bebas
motor.
Dia menjelaskan, para penumpang bus
Transjakarta biasanya mengisi saldo kartu untuk pemakaian sebulan.
Padahal, saldo tersebut kadang tidak habis dalam sebulan. Nah, sisanya
bisa dimanfaatkan untuk membayar parkir di kawasan M.H. Thamrin.
"Kami memikirkan bagaimana pemilik motor hanya bayar parkir untuk sejam, tapi bisa parkir gratis seharian," ujarnya.
Mantan bupati Belitung Timur itu
menyatakan, salah satu tujuan kawasan bebas motor adalah mengalihkan
pemakai kendaraan pribadi ke angkutan umum. Jika tercapai, otomatis
penggunaan e-money di Jakarta meningkat. Meski demikian, ada beberapa
hal yang masih dikaji pemprov. Misalnya, pengendara motor yang parkir di
sekitar M.H. Thamrin belum tentu naik bus Transjakarta.
Sebab, ada pemotor yang kantornya dekat
dengan lokasi parkir. Karena itu, sistem e-money untuk parkir akan terus
dikaji hingga Januari 2015. Selama sebulan mendatang, evaluasi dan
perbaikan terus dilakukan pemprov dan Dishub DKI.
Sementara itu, banyak pengendara yang
belum mengetahui penetapan kawasan bebas motor. Berdasar pantauan Jawa
Pos kemarin siang, jalur-jalur alternatif masih dipenuhi pemotor yang
tidak bisa mengakses Jalan M.H. Thamrin. Namun, kepadatan kendaraan agak
berkurang jika dibandingkan dengan hari pertama. Misalnya, di Jalan
Teluk Betung dan Kebon Kacang Raya hingga M.H. Thamrin. Parkir liar juga
terlihat di sekitar Jalan Kebon Kacang hingga M.H. Thamrin. Begitu pula
di daerah belakang Plaza Indonesia.
Pemotor yang menerobos jalur larangan juga
terlihat meski jumlahnya lebih sedikit bila dibandingkan dengan uji
coba hari pertama. Salah seorang pengendara motor yang masih menerobos
adalah A. Fajar (26). Dia beralasan masih bingung dengan aturan baru
tersebut. Untungnya, petugas yang berjaga di Jalan Kebon Sirih langsung
mengarahkan Fajar untuk menyeberang ke luar kawasan bebas motor.
"Bingung mau lewat mana selain lewat jalan ini (M.H. Thamrin, Red)," ujarnya.
Pada bagian lain, penumpang bus gratis
yang disediakan pemprov terlihat masih sepi. Meski demikian, bus-bus
tingkat itu tetap melaju. (del/oni/c23/any)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar