Elvan Dany Sutrisno - detikNews
Jakarta - Sebelum pesawat AirAsia QZ8501 hilang
kontak, pilot sempat meminta izin untuk menghindari awan tebal. Awan
tersebut adalah awan cumulonimbus yang memang ditakuti para penerbang.
"Jadi
dokumen yang kami peroleh ini diterbitkan Stasiun Meteorologi Juanda.
Sepanjang rute penerbangan, kondisi cuaca berawan. Awannya
bermacam-macam. Nah, salah satu yang patut diwaspadai oleh penerbangan
adalah awan cumulonimbus. Pada track di mana pesawat dinyatakan lost
contact ada awan cukup tebal 48 ribu kaki atau 16 ribu meter," jelas
Kepala Pusat Meteorologi Penerbangan Maritim BMKG, Syamsul Huda, saat
dihubungi detikcom, Minggu (28/12/2014).
Awan Cumulonimbus adalah
sebuah awan tebal vertikal yang menjulang sangat tinggi, padat, mirip
gunung atau menara. Bagian pucuk awan ini berserabut, tampak
berjalur-jalur dan hampir rata, melebar mirip bentuk landasan yang
disebut anvil head. Awan ini terlibat langsung dalam badai petir dan
cuaca ekstrem lainnya.
Awan ini terbentuk sebagai hasil dari
ketidakstabilan atmosfer. Awan-awan ini dapat terbentuk sendiri, secara
berkelompok, atau di sepanjang front dingin di garis squall. Awan ini
menciptakan petir melalui jantung awan. Awan ini dapat terbentuk lagi
menjadi supersel, sebuah badai petir besar. Badai petir ini yang
ditakuti para penerbang.
Cumulonimbus terdiri dari tetes-tetes
air pada bagian bawah awan dan tetes-tetes salju atau kristal-kristal es
pada bagian atas awan. Terdapat updraft dan downdraft sehingga
memungkinkan terjadi sirkulasi. Gesekan partikel awan di dalamnya dapat
menimbulkan muatan listrik.
Wajar saja awan cumulonimbus
ditakuti penerbang. Sebab awan ini yang paling sering membuat bencana.
Karena awan ini merupakan satu-satunya awan yang dapat menghasilkan
muatan listrik Tornado alias puting beliung dapat terbentuk hanya
melalui awan ini.
Fenomena alam yang kerap terjadi akibat alam
cumulonimbus antara lain timbulnya kilat (lightining) dan guntur
(thundestorm), hujan lebat, angin kencang, bahkan bisa menimbulkan hujan
es.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar