BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Kamis, 28 Januari 2016

Kriminolog: Dalang Peracun Mirna Tak Ikut ke Kafe Olivier

 Oleh : Siti Ruqoyah, Bayu Nugraha
VIVA.co.id - Kasus kematian Wayan Mirna Salihin (27) hingga sekarang masih menyita perhatian publik. Banyak masyarakat menunggu bagaimana akhir kisah kasus bak novel misteri pembunuhan ini.

Polisi Polda Metro Jaya dalam menangani kasus ini terlihat sangat berhati-hati. Koordinasi yang dilakukan penyidik dengan Kejaksaan Tinggi (Kejati) DKI Jakarta menyiratkan akan ada pengumuman nama pelaku.

Bukan penetapan tersangka yang didapat, penyidik justru harus melengkapi barang bukti lainnya yaitu keterangan ahli agar dalam persidangan tersangka tidak bisa membantahnya.

Kriminolog Universitas Indonesia, Eko Haryanto, mengatakan sikap hati-hati yang dilakukan kepolisian memang merupakan keharusan dalam menyelidiki suatu kasus.

"Kehati-hatian itu kan sesuatu yang harus dilakukan kepolisian, jangan sampai dalam kasus ini salah menetapkan tersangka yang bisa memalukan institusi kepolisian," ujar Eko dalam sambungan teleponnya, Rabu, 27 Januari 2016.

Baca juga: Penyebab Polisi 'Rahasiakan' Pembunuh Mirna
Dia pun menyebut, dalam kasus yang berbelit-belit, biasanya menyangkut orang penting di dalamnya.

Padahal, dari analisanya, kasus kematian Mirna adalah kasus yang tidak terlalu rumit karena dari tempat kejadian perkara, pihak kepolisian sudah bisa menganalisanya.

"Karena itukan settingan sudah kelihatan dari kopi. Dari kopi hanya orang tertentu yang ada di situ. Pertama, dari buat kopi bisa jadi tersangka, lalu bisa yang mengantarkan, dan juga orang yang ada di meja untuk minum kopi. lingkaran hanya situ aja," katanya.

Dia pun menambahkan, kasus ini akan menjadi kasus rumit jika ternyata yang memasukkan sianida di kopi tersebut hanya seorang kaki tangan.

"Ternyata ada otaknya di balik kasus ini tapi ada di luar TKP (Olivier)," katanya.

Mengenai rumor mengenai salah satu teman Mirna yaitu Jessica yang seolah-olah tersangka, Eko menilai hal tersebut wajar saja karena Jessica merupakan salah satu saksi yang berada di tempat kejadian.

"Dari sana mungkin polisi melihatnya, kemarin kan yang dituduh Jessica, ada rumornya punya hubungan khusus. itu sah-sah saja dan biasa saja karena polisi melihat semua saksi berpotensi," ujarnya.

Seperti yang diketahui, Wayan Mirna Salihin (27) minum kopi bersama dengan dua temannya yaitu Jessica dan Hani di Kafe Olivier, Grand Indonesia, Jakarta Pusat. Rabu 6 Januari 2016.

Usai meminum kopi es Vietnam, diketahui Mirna langsung kejang-kejang dan mengeluarkan busa. Kedua teman Mirna sempat meminta bantuan pelayan kafe untuk membawa Mirna ke klinik terdekat yang berada di area mal tersebut.

Mirna kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Abdi Waluyo, Jakarta Pusat, setelah mendapat pertolongan pertama di klinik mal. Namun, tidak lama tiba di RS Abdi Waluyo, Mirna dinyatakan meninggal dunia.

Hasil laboratorium menjelaskan, kopi yang diminum Mirna dan lambungnya mengandung zat sianida. Untuk itu pihak kepolisian mencari siapa pelaku yang menaruh sianida dalam minuman Mirna. (ren)

Tidak ada komentar: