Jakarta (ANTARA News) - Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) meluncurkan program Rumah Cerdas Anak Bangsa (RCAB) berupa pengembangan pendidikan dengan memberikan dana dan bimbingan dalam bidang pendidikan dan pelatihan keterampilan.
"Program ini lahir sebagai wujud keprihatinan kami dalam upaya membantu anak-anak mustahik untuk tetap bisa melanjutkan belajar sebagai bekal masa depan," kata Ketua Umum Baznaz Didin Hafidhuddin di Jakarta, Kamis.
Hal tersebut disampaikan Didin saat peluncuran program tersebut serta portal beasiswa www.beasiswaterpadu.com, yang dihadiri Wakil Menteri Pendidikan Nasional Fasli Djalal.
Menurutnya, program tersebut meliputi tiga kegiatan utama yaitu bimbingan belajar, kursus bahasa Inggris serta pelatihan kewirausahaan.
Khusus untuk bimbingan belajar keberadaananya saat ini sudah makin dibutuhkan para siswa terkait dengan adanya target untuk mengejar standar nilai tertentu agar bisa lulus sekolah.
Adanya lembaga pendidikan seperti bimbingan belajar menjadi salah satu alternatif pilihan guna membantu anak memiliki bekal dalam menghadapi ujian, seperti ujian nasional (UN).
Untuk kursus bahasa Inggris dan pelatihan kewirausahaan, Baznas bertujuan untuk mempersiapkan agar siswa menjadi individu yang mandiri, mengingat selama ini kursus umumnya hanya dapat dinikmati kaum berduit saja.
"Semua program dilaksanakan sebagai komitmen bidang pendidikan Baznas yang ingin turut serta membantu pemerintah mewujudkan tujuan nasional dibidang pendidikan yakni mencerdaskan kehidupan bangsa," katanya.
Untuk portal beasiswa, katanya, merupakan pusat database pelajar mustahik di seluruh daerah Indonesia, dimana para donatur dapat melihat profil pelajar dari SD hingga SMA bahkan mahasiswa dan dapat memilih pelajar mana yang akan diberikan donasi.
Dengan adanya portal beasiswa ini, diharapkan dapat mempermudah para donatur yang ingin berdonasi kepada anak-anak kurang mampu.
Fasli Djalal mengatakan adanya program Baznas ini diharapkan bisa merupakan upaya untuk menghilangkan anak putus sekolah, khususnya dalam program sembilan tahun.
"Satu hal mendasar dalam program ini adalah tekad untuk terus melanjutkan sekolah sembilan tahun," katanya.
Dia mengatakan, jumlah anak putus sekolah karena orang tuanya tidak mampu membiayai pendidikan masih cukup tinggi.
Sebanyak 450 ribu anak setiap tahun putus sekolah dan hanya mampu mengenyam pendidikan hingga sekolah dasar, sementara 200 ribu anak setiap tahun hanya mampu sekolah hingga SMP.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar