BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Selasa, 01 Oktober 2013

Para Pebisnis Asia Pasifik Siapkan Rekomendasi untuk KTT APEC

VIVAnews - Pekan Konferensi Tingkat Tinggi Forum Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Bali, 1-8 Oktober 2013, diawali dengan pertemuan Dewan Penasihat Bisnis APEC (ABAC), yang berlangsung 1-4 Oktober 2013. Para pebisnis utama dari 21 anggota APEC ini bertemu untuk menyiapkan sejumlah rekomendasi yang akan disampaikan kepada para pemimpin APEC, yang akan menggelar pertemuan puncak pada 7-8 Oktober.

Menurut dokumen yang diterima VIVAnews, ABAC sudah menyiapkan pokok-pokok rekomendasi kepada para pemimpin. Pokok-pokok ini sudah mereka rumuskan pada pertemuan persiapan KTT APEC di Kyoto, Jepang, Juli lalu dan akan dimatangkan lagi pada pertemuan di Bali ini selama empat hari mendatang. ABAC akan sampaikan hasil pertemuan mereka dengan para pemimpin APEC dalam suatu dialog khusus pada 7 Oktober mendatang. 

Salah satu pokok rekomendasi adalah mempercepat liberalisasi perdagangan dan investasi global. ABAC menyakini bahwa motor utamanya adalah Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), yang selama ini berjuang menuntaskan rangkaian perundingan untuk membuat aturan yang menjamin perdagangan bebas, yang dikenal dengan Putaran Doha. ABAC berharap agar APEC menunjukkan kepemimpinan untuk membangun dan mempromosikan Paket Putaran Doha, yang akan kembali dibicarakan pada pertemuan tingkat menteri WTO di Bali Desember mendatang.

Pokok lain yang dibahas ABAC untuk disampaikan kepada para pemimpin APEC pada pertemuan di Bali kali ini adalah perlunya regulasi yang transparan dan jelas. Studi dari Pacific Economic Cooperation Council (PECC) pada 2012 menyoroti kurangnya transparansi regulasi menjadi isu yang paling menantang dalam mewujudkan kesepakatan dagang bebas.   
   
Para pebisnis utama APEC juga menyarankan peningkatkan konektivitas rantai distribusi agar tercipta lalu lintas perdagangan barang dan jasa yang lebih mudah, murah, dan cepat di kawasan Asia Pasifik. Upaya peningkatkan konektivitas itu untuk memenuhi 10 persen target APEC untuk memperbaiki kinerja rantai distribusi dari segi waktu, biaya, dan ketidakpastian pada 2015.

Kalangan pebisnis APEC, dalam dokumen itu, juga mengimbau penguatan ketahanan pangan di kawasan. Mereka menyambut upaya APEC untuk membangun peta jalan berorientasi hasil untuk memenuhi tujuan jangka panjang dalam menciptakan sistem ketahanan pangan pada 2020.

Peningkatan investasi dan pembangunan infrastruktur juga akan menjadi perhatian bagi kalangan pebisnis APEC. Mereka berharap para anggota APEC membuat suatu standar evaluasi dalam pemenuhan pembangunan infrastruktur.

Dukungan modal bagi pelaku usaha kecil dan menengah turut dibicarakan dalam pertemuan ABAC di Bali. Solusi baru pembiayaan bagi UMKM diperlukan untuk mempersempit jurang kredit bagi UMKM di Asia Pasifik. Begitu pula pelibatan kaum perempuan dalam ekonomi juga menjadi perhatian serius yang akan dibahas para anggota ABAC.

ABAC merupakan suara resmi dari kalangan pebisnis APEC. Forum ini melibatkan para pemimpin bisnis dari 21 anggota APEC yang dipilih secara resmi oleh kepala pemerintah masing-masing dan bertugas mengidentifikasi prioritas-prioritas kebijakan dan isu-isu krusial dari sektor bisnis untuk mencapai kerjasama ekonomi yang lebih erat.

Tahun ini ABAC diketuai delegasi dari Indonesia, yaitu Wishnu Wardahana, yang merupakan Direktur Indika Energy . Selain Wishnu, delegasi ABAC dari Indonesia adalah Anindya Novyan Bakrie (Chairman Bakrie Global Ventura), Presiden Direktur Pertamina Karen Agustiawan, Gatot Suwondo (Presdir PT Bank Negara Indonesia), Arief Yahya (Presdir Telkom), dan Erwin Aksa (CEO Bosowa Group). 

Didirikan pada 1989, APEC merupakan forum bagi 21 ekonomi di Asia Pasifik yang mendorong perdagangan bebas dan kerjasama ekonomi kawasan dan menyelenggarakan pertemuan secara bergilir setiap tahun. Sejumlah pemimpin dunia yang juga anggota APEC dipastikan hadir pada KTT APEC di Bali, seperti Barack Obama dari AS, Vladimir Putin dari Rusia, Xi Jinping dari China, dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai tuan rumah. (adi)

Tidak ada komentar: