Pewarta: Erafzon SAS
Jakarta (ANTARA News) - Chairul Tanjung menyatakan dia adalah orang yang sangat menghormati Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai pribadi dan sebagai Presiden RI sehingga tidak mungkin memarahi dan menunjuk-nunjuk presiden seperti tersiar di media online dan media sosial.
Pengusaha sukses itu, dalam siaran persnya, Jumat, mengatakan Presiden SBY telah menunjuknya sebagai Wakil Ketua Panitia Nasional KTT APEC 2013, mengingat dia adalah Ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN) .
Chairul mengaku berusaha melakukan tugas sebaik-baiknya. "Tidak pernah saya melakukan tindakan yang memarahi atau menunjuk-nunjuk Presiden sebagaimana berita di beberapa media online dan sosial media," kata dia.
Dia mengatakan selalu menghormati Presiden Yudhoyono. "Saya orang yang sangat menghormati SBY sebagai pribadi maupun sebagai presiden," kata Chairul yang merasa perlu mengklarifikasi berita dan foto yang beredar di media online dan media sosial itu.
Pengusaha ini diberi amanah sebagai wakil ketua panitia nasional KTT APEC melalui Keppres nomor 22 tahun 2012 yang memberinya tanggung jawab agar KTT APEC berlangsung baik, mulai persiapan infrastruktur, konten, penyelenggaraan, media dan hubungan masyarakat, termasuk keamanan.
Dalam kaitan fungsi dan tanggung jawab itu, dia melaksanakan rapat-rapat koordinasi dan persiapan demi kesuksesan KTT APEC.
"Sebagai panitia, saya mendahului pergi ke Bali pada 22 September untuk melakukan koordinasi dan melakukan penjemputan ke bandara pada 23 September saat Presiden SBY tiba dari Palembang," jelasnya.
Pemilik buku biografi "Chairul Tanjung, Si Anak Singkong" itu menyertai SBY selama kunjungan di Bali. "Jadi, praktis dalam kapasitas sebagai orang yang bertanggung jawab, saya mendampingi Presiden dari kedatangan sampai kembalinya ke Jakarta. Hampir semua kegiatan presiden, saya ikuti dan saya memberi penjelasan yang dirasa diperlukan," katanya.
Menurut dia, sebagai orang Indonesia yang menghargai sopan santun dan tatakrama, tindakan yang tidak pada tempatnya, tidak dan tidak akan pernah dilalukannya kepada orang yang lebih tua, apalagi Presiden.
"Buat saya, Presiden adalah lambang negara, yang harus dihormati oleh siapa pun sebagaimana lambang-lambang negara yang lain seperti lagu Indonesia Raya dan bendera Merah Putih," lanjut Chairul.
Dia menegaskan tidak pernah ada kejadian seperti diberitakan selama ini, bahkan sudah mengonfirmasi pemotret foto asli, fotografer resmi kepresidenan, Abror Rizki.
Abror sendiri tegas menyatakan, foto asli tidak memperlihatkan Chairul sedang menunjuk-nunjuk presiden, melainkan hanya mengangkat jempol saat memberikan penjelasan mengenai kondisi ruangan penunjang retreat dan kelengkapan di depan Presiden, Ibu Negara dan pejabat yang menyertai.
"Karena itu, saya meminta orang-orang yang melakukan rekayasa gambar maupun menyampaikan informasi yang tidak benar, untuk tidak melakukannya lagi, karena hal itu tentu tidak baik, untuk dirinya sendiri maupun orang lain," demikian Chairul.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar