Prins David Saut - detikNews
Jakarta - Tidak hanya masyarakat yang tidak tahu detil
rencana proyek MRT di Jakarta. Ternyata polisi dari jajaran Dirlantas
Polda Metro Jaya pun mengaku tak tahu.
Hal ini muncul ketika
belum adanya kejelasan titik-titik lalu lintas yang terdampak proyek Rp
17 triliun tersebut. PT Jakarta MRT sebagai penanggung jawab juga
dinilai kurang komunikatif.
"Saya pikir Dirlantas itu cukup
besar, sehingga orang yang mau rusak jalan untuk tujuan baik itu akan
mengabari kami," kata Kasubdit Keamanan dan Keselamatan Dirlantas Polda
Metro Jaya AKBP Irfan Prawira di Gedung Prasada Sasana Karya, Jl
Suryopranoto No 8, Jakarta Pusat, Rabu (23/10/2013).
Irfan
menyampaikan hal ini karena menurutnya PT Jakarta MRT tidak memberitahu
titik-titik berdampak. Ia juga mencoba menanyakan informasi ke
jajarannya terkait kemungkinan koordinasi titik-titik berdampak, namun
nihil.
"Akhirnya kami kirim surat ke MRT, saya sampaikan, kita
tahu anda calon pahlawan bangsa yang akan membuat Jakarta nggak macet.
Tapi kalau pahlawan jangan adigung adiguna, belagu, sehingga kanan kiri
nggak diperhatikan. Kalian calon pahlawan makin low profile makin
bagus," ujar Irfan.
Namun Irfan terkejut ketika pihak PT Jakarta
MRT malah menilai belum perlu koordinasi dengan Dirlantas Polda Metro
Jaya. Alasannya, proyek yang tengah berlangsung ini belum memasukan
titik-titik lalu lintas yang terdampak.
"Mereka berkilah proyek
ini belum fix masalah arusnya. Saya tanya, ya harus ada, dia jawab belum
saatnya kami belum siap. Mereka bilang lagi akan berbicara dengan
dishub dan konsultan. Lalu saya bilang, walau kami bego-bego bukan
insinyur, tapi kami ini di lapangan tiap hari hapal," ujar Irfan diikuti
tawanya.
Walau sikap PT Jakarta MRT tersebut dikeluhkan, Irfan
mengaku Dirlantas Polda Metro Jaya siap membantu pelaksanaan proyek
tersebut. Ia juga berharap PT Jakarta MRT tidak bersikap eksklusif
dengan memaksimalkan koordinasi antar pihak terkait.
"Ke depan tolong kalau mau berjuang ajak yang lain. Jangan asyik sendiri, tapi kita tidak diajak," ujar Irfan.
"Kita
harus sering komunikasi dengan MRT agar tetap membumi. Kalau masyarakat
mendukung, proyek akan lebih cepat. Ada film Nabi Musa, ketika dia lagi
buat piramida, Nabi Musa lihat pegawainya lemas-lemas. Dia ambil
linggis bongkar gudang beras ,silakan ambil beras itu sampai habis lalu
kembali kerja jadi lebih kuat sampai selesai. Sehingga kalau bersama itu
pembangunan akan lebih baik," ujar Irfan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar