BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Kamis, 24 Oktober 2013

Keluhkan Koordinasi Proyek MRT, Polisi: Mau Rusak Jalan Itu, Kabari Kami

Prins David Saut - detikNews

Jakarta - Tidak hanya masyarakat yang tidak tahu detil rencana proyek MRT di Jakarta. Ternyata polisi dari jajaran Dirlantas Polda Metro Jaya pun mengaku tak tahu.

Hal ini muncul ketika belum adanya kejelasan titik-titik lalu lintas yang terdampak proyek Rp 17 triliun tersebut. PT Jakarta MRT sebagai penanggung jawab juga dinilai kurang komunikatif.

"Saya pikir Dirlantas itu cukup besar, sehingga orang yang mau rusak jalan untuk tujuan baik itu akan mengabari kami," kata Kasubdit Keamanan dan Keselamatan Dirlantas Polda Metro Jaya AKBP Irfan Prawira di Gedung Prasada Sasana Karya, Jl Suryopranoto No 8, Jakarta Pusat, Rabu (23/10/2013).

Irfan menyampaikan hal ini karena menurutnya PT Jakarta MRT tidak memberitahu titik-titik berdampak. Ia juga mencoba menanyakan informasi ke jajarannya terkait kemungkinan koordinasi titik-titik berdampak, namun nihil.

"Akhirnya kami kirim surat ke MRT, saya sampaikan, kita tahu anda calon pahlawan bangsa yang akan membuat Jakarta nggak macet. Tapi kalau pahlawan jangan adigung adiguna, belagu, sehingga kanan kiri nggak diperhatikan. Kalian calon pahlawan makin low profile makin bagus," ujar Irfan.

Namun Irfan terkejut ketika pihak PT Jakarta MRT malah menilai belum perlu koordinasi dengan Dirlantas Polda Metro Jaya. Alasannya, proyek yang tengah berlangsung ini belum memasukan titik-titik lalu lintas yang terdampak.

"Mereka berkilah proyek ini belum fix masalah arusnya. Saya tanya, ya harus ada, dia jawab belum saatnya kami belum siap. Mereka bilang lagi akan berbicara dengan dishub dan konsultan. Lalu saya bilang, walau kami bego-bego bukan insinyur, tapi kami ini di lapangan tiap hari hapal," ujar Irfan diikuti tawanya.

Walau sikap PT Jakarta MRT tersebut dikeluhkan, Irfan mengaku Dirlantas Polda Metro Jaya siap membantu pelaksanaan proyek tersebut. Ia juga berharap PT Jakarta MRT tidak bersikap eksklusif dengan memaksimalkan koordinasi antar pihak terkait.

"Ke depan tolong kalau mau berjuang ajak yang lain. Jangan asyik sendiri, tapi kita tidak diajak," ujar Irfan.

"Kita harus sering komunikasi dengan MRT agar tetap membumi. Kalau masyarakat mendukung, proyek akan lebih cepat. Ada film Nabi Musa, ketika dia lagi buat piramida, Nabi Musa lihat pegawainya lemas-lemas. Dia ambil linggis bongkar gudang beras ,silakan ambil beras itu sampai habis lalu kembali kerja jadi lebih kuat sampai selesai. Sehingga kalau bersama itu pembangunan akan lebih baik," ujar Irfan

Tidak ada komentar: