VIVAnews - Sebagian besar bursa saham Asia
terlihat mengacu indeks utama Wall Street, sehingga bergerak lebih
tinggi pada awal perdagangan Rabu 2 Oktober 2013.
Namun, seperti dikutip dari laman CNBC, kekhawatiran yang
sedang berlangsung mengenai kebuntuan pembahasan anggaran Amerika
Serikat masih menghantui perdagangan saham.
Indeks saham utama Jepang, Nikkei, menguat 0,4 persen dan berhasil
melewati batas psikologis di 14.550. Sebab, investor memburu sejumlah
saham dengan harapan bisa memperoleh keuntungan lebih tinggi berkat
pelemahan yen terhadap dolar AS.
Bursa patokan Australia, S&P ASX 200 menguat tipis 0,3 persen
saat transaksi dimulai. Sebab, investor memilih berhati-hati pada awal
perdagangan.
Indeks acuan Korea Selatan, Kospi naik 0,4 persen dan bergerak di
atas level 2.000, didorong keuntungan yang solid pada saham-saham di
industri teknologi.
Analis menilai, sebagian besar pasar global memulai kuartal ketiga
tahun ini dengan penguatan karena investor sepertinya mengabaikan "shutdown" (penghentian) layanan Pemerintah Federal AS yang sudah terjadi sejak 1996.
Namun, analis memperingatkan bahwa batas waktu pengucuran dana baru
(plafon utang) pada 17 Oktober mendatang bisa menimbulkan risiko lebih
besar untuk pasar keuangan. Terutama, jika pinjaman bagi pemerintahan
federal tidak meningkat pada saat itu, AS bisa default.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar