BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Kamis, 03 Oktober 2013

Pelaku Bunuh Holly Angela karena Punya Beban Hidup yang Berat

Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Budi Sam Law Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam kasus pembunuhan Holly Angela Hayu Winanti (37) polisi menduga pelakunya adalah Mr X, pria tanpa identitas yang melompat dari kamar apartemen Holly di Tower Ebony, Lantai 9, Apartemen Kalibata City.
Polisi menduga Mr X menganiaya Holly hingga tewas, sebelum akhirnya Mr X bunuh diri melompat dari balkon kamar apartemen di lantai 9.
Pakar Psikologi Forensik, Reza Indragiri Amriel, menilai, jika pembunuhan Holly ini memang kasus murder-suicide atau kasus pembunuhan dimana pelakunya lalu bunuh diri, maka motif pelaku sangat kecil karena cemburu.
"Sebab dalam statistik, motif murder-suicide adalah karena hubungan lelaki dan perempuan atau diantaranya kecemburuan, sangat rendah," kata Reza Rabu (2/10/2013).
Menurut Reza, dalam kasus murder-suicide, yang dominan, konteks atau motifnya justru lebih dari sebatas relasi lelaki dan perempuan.
"Yaitu karena beban hidup si pembunuh yang bunuh diri atau dalam hal ini si Mr X, sangat berat. Bisa saja tersangkut masalah hukum, maupun masalah keuangan atau masalah berat lain," kata Reza.
Reza menuturkan dalam kasus ini, jika Mr X adalah pelaku pembunuhan Holly yang akhirnya ia bunuh diri, maka motif pembunuhan dikarenakan dengan beban hidup atau masalahnya yang berat, ia menjadi marah dipicu oleh Holly.
"Sehingga Mr X yang sedang menghadapi masalah berat, menjadi sangat agresif dan membabi buta. Lalu bunuh diri adalah cara menghindari bertambahnya masalah atau menghindari rasa penyesalan dan atau menghindari proses hukum.
"Ini mirip kondisi tipikal di balik KDRT. Dimana pasangan dan anak adalah samsak hidup paling empuk atas problem yang menumpuk," tuturnya.
Reza berpendapat, antara Mr X dan Holly memiliki hubungan asmara.
"Kalau bukan suami, tapi punya hubungan asmara. Berarti selingkuhan," kata Reza.
Dengan ini, Reza ingin menjelaskan bahwa asmara dan sejenisnya bukan motif tersering di balik kasus-kasus murder-suicide.
"Jadi murder-suicide lebih sering terjadi pada pelaku dimana amarahnya terpicu sementara sebelummnya tersangkut masalah berat seperti kasus hukum, kehilangan pekerjaan dan masalah berat lainnya," tutur Reza.
Yang pasti, kata Reza, akar masalahnya dalam murder-suicide bukan pada pasangan atau korban.
"Akar masalahnya tidak berada pada si pasangan. Tapi pada kontek atau situasi yang meluas, yakni dengan adanya masalah hidup yang berat," kata Reza.

Tidak ada komentar: