BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Rabu, 23 Oktober 2013

Pemburu Hadiah di Lintasan Maraton

 Plasadana.com
Banyak pelari yang mendaftarkan diri dalam perlombaan Jakarta Marathon 2013. Hadiahnya menggiurkan, yaitu total mencapai Rp 2,5 miliar. Uang yang tidak sedikit untuk sebuah lomba yang cukup dijalani selama satu hari saja.

Hadiah utama perlombaan ini adalah US$ 40.000, atau senilai Rp 440 juta.
Karena itu, kata Co-Founder Komunitas Indo Runners, Yasha Chatab, dalam setiap kejuaraan lari maraton selalu hadir mereka yang kerap disebut "prize hunter". Kehadirannya bukan sekadar untuk menyehatkan badan ataupun memecahkan rekor, tapi memburu hadiah.
Siapa para pemburu hadiah itu? "Mereka adalah atlet profesional atau biasa disebut pelari elit. Nah, pekerjaan mereka memang lari," ujar Yasha.
Semakin tinggi hadiah yang ditawarkan, lanjut dia, maka jumlah pelari elit yang hadir semakin banyak. "Tapi soal gengsi dan nama besar kejuaraan juga jadi pertimbangan sebelum mereka ikut sebuah perlombaan," terang Yasha.
Lebih lanjut dia mengatakan, demam mengejar hadiah juga dialami pelari profesional asal Indonesia. Tidak jarang dalam sebuah kejuaraan lari, sang atlet memilih masuk kategori umum ketimbang kategori elit demi menggapai hadiah yang disediakan.
"Katakanlah seorang pelari yang memiliki peringkat 21. Kalau masuk kategori elit tentu sulit bersaing dengan peringkat di atasnya. Kadang harus berpikir realistis," ungkap Yasha.
Untuk Mandiri Jakarta Marathon 2013 sendiri, hingga kini tercatat ada 17 pelari elit dunia akan bergabung meramaikan perlombaan. Mereka secara khusus diundang panitia penyelenggara guna meningkatkan level dan gengsi perlombaan.
"Kita siapkan semua keperluan hotel, pesawat, dan kebutuhan selama di Jakarta," papar Presiden Direktur Inspiro, Ndang Mawardi.
Pemberian fasilitas tersebut, kata Ndang, memang telah menjadi kewajiban penyelenggara. Sebab, hadirnya pelari elit merupakan salah satu syarat agar perhelatan Mandiri Jakarta Marathon 2013 memiliki gengsi dan kualitas di mata IAAF (International Association of Athletics Federation). “Ini sama seperti mengundang pegolf pro untuk meningkatkan level sebuah turnamen golf,” ucap Ndang
Parker Morse, seorang kolumnis Runners World mengatakan, kondisi semacam ini memang telah menjadi sebuah fenomena dalam olahraga lari. Kata profesional yang melekat pada diri seorang olahragawan, menurut dia, telah berdampak pada perubahan sikap dan cara pandang dalam menjalani setiap pekerjaan.
"Profesional sebagai kata sifat telah membawa makna tersirat. Satu sisi setuju untuk bertindak profesional dan pada sisi lain setuju akan sebuah bayaran," tukas Parker.
Perhelatan Mandiri Jakarta Marathon 2013 rupanya cukup berhasil menyedot perhatian pecinta olahraga lari, baik dari dalam maupun luar negeri. Hingga kini, tercatat 6.958 peserta dari 9 negara termasuk Indonesia, telah mendaftar dalam ajang internasional tersebut.
Faktor sejarah jadi salah satu alasan perlombaan ini begitu digandrungi. Maklum, lomba tersebut tercatat dalam daftar agenda kegiatan internasional. Sementara bagi Jakarta, Mandiri Jakarta Marathon 2013 merupakan kejuaraan maraton bertaraf internasional pertama yang diadakan di ibu kota.
"Ini ajang yang sangat membanggakan, karena sudah lama sekali Jakarta tidak menyelenggarakan event maraton berkelas internasional," ujar Pendiri Komunitas Berlari Untuk Berbagi (BUB), Sandiaga Uno, yang menjadi salah satu peserta terdaftar lomba.
Penulis: Heru Budhiarto

Tidak ada komentar: