Oleh : DESK INFORMASI
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengecam pemberitaan sejumlah media online yang menyebutkan adanya penculikan terhadap mantan Ketua Umum Partai Demokrat Profesor Subur Budhisantoso oleh Badan Intelijen Negara (BIN) yang diagendakan menghadiri dialog bertajuk "Dinasti Politik dan Politik Meritokrasi", di Jakarta, Jumat (18/10) siang.
"Sehubungan adanya berita mengenai diculiknya Profesor Subur Budhisantoso di beberapa media online, kami menyayangkan pemberitaan yang tidak bertanggung jawab dan menyesatkan tersebut," kata Presiden melalui juru bicaranya, Julian Pasha, di Jakarta, Sabtu, (19/10).
Presiden, kata Julian, telah meminta Kepala BIN untuk memberikan penjelasan dan klarifikasi kepada masyarakat agar menjadi jelas permasalahannya. "Tidak boleh ada fitnah yang dibiarkan dan disebarkan tanpa pertanggungjawaban," tegas Presiden sebagaimana dikutip Julian.
Menurut Julian, Presiden menegaskan bahwa hukum harus ditegakkan demi kebenaran dan keadilan.
Tempuh Jalur Hukum
Sementara itu Kepala BIN Letjen TNI Marciano Norman dalam jumpa pers di kantor BIN, Jakarta, Sabtu (19/10) malam mengatakan, pihaknya akan menempuh upaya hukum jika pemberitaan yang menyebutkan BIN menculik mantan Ketua Umum Partai Demokrat Profesor Subur Budhisantoso terus bergulir.
"Apabila hal-hal ini terus bergulir, BIN akan menggunakan haknya. Hak jawab melalui media kami lakukan. Bahkan bila diperlukan proses hukum akan kami lakukan," ujar Marciano.
Menurut Marciano, pemberitaan yang menyebutkan BIN menculik Prof. Subur Budhisantoso telah membuat BIN menjadi tercoreng. Karena itu, ia minta mereka yang menyampaikan pernyataan menuding BIN itu bertanggung jawab atas apa yang mereka ucapkan.
Marciano menegaskan, di era sekarang BIN bergerak dipayungi Undang-undang Intelijen Negara."Sehingga tidak dimungkinkan kita melakukan tindakan yang tidak dimungkinkan dalam undang-undang," katanya.
Ia juga menambahkan, BIN tidak pernah melakukan kegiatan di luar kewenangan karena BIN banyak diawasi semua pihak.
Dalam kesempatan itu, Marciano mengemukakan, beberapa saat lalu ia telah berkomunikasi via telepon selular dengan Profesor Subur. "Saya sudah berkomunikasi dengan beliau, beliau dalam kondisi baik dan sedang berada di Pontianak dalam acara kader dan dalam kondisi sehat wal'afiat," katanya.
Prof. Subur Budhisantoso sebagaimana dikutip detik.com , Sabtu (19/10) malam ikut meluruskan mengenai kabar yang menyebutkan dirinya dijemput BIN. Menurut Subur, dia memang berada di kantor BIN untuk mengantarkan koleganya dari Aceh.
"Nggak bener itu dijemput-jemput, aku ke sana memang untuk antar rekan dari Aceh. Mengantar saja," ujar Subur.
Subur mengaku berada di kantor BIN pada Jumat (18/9) pukul 10.00 WIB. Pada siang harinya, ia segera bertolak ke Bandara Soekarno Hatta untuk kembali ke Pontianak.
Diunggah di youtube
Kabar mengenai penculikan Prof. Subur Budhisantoso oleh BIN beredar melalui laman YouTube yang diunggah organisasi massa Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI).
Sedianya, PPI mengadakan dialog bertajuk "Dinasti Politik dan Politik Meritokrasi", Jumat siang. Diskusi menghadirkan tiga pembicara, yakni pengamat politik UI Chusnul Mariyah; Prof. Subur Budhisantoso; dan anggota DPR Bambang Soesatyo. Namun sampai jelang diskusi, Subur dan Bambang tidak muncul.
Sesaat sebelum diskusi dimulai, M Rahmad moderator diskusi mengatakan Bambang berhalangan hadir. Sementara untuk Subur, "Kita dikabarkan tadi oleh panitia (diskusi) bahwa pukul 09.00 WIB beliau (Subur) dijemput oleh staf BIN," kata Rahmad dalam video youtube berjudul "Pembicara Rumah Pergerakan Dijemput Staf BIN" itu. (*/ES)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar