BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Jumat, 04 Oktober 2013

Shutdown Tak Surutkan Niat Obama Hadiri APEC

VIVAnews - Kemelut shutdown, penghentian sementara operasional pemerintah Amerika Serikat, masih terus mendera negara adidaya tersebut seiring belum mufakatnya DPR dan Senat soal penetapan anggaran setahun ke depan. Selain ratusan ribu pegawai yang dirumahkan, shutdown juga berimbas pada strategi politik luar negeri yang dicanangkan Presiden Barack Obama.
Masih mandeknya kesepakatan DPR yang dikuasai Partai Republik dan Senat yang dikuasai Partai Demokrat masih berlanjut pada pertemuan Rabu waktu setempat, 2 Oktober 2013. Diberitakan The Wall Street Journal, pertemuan antara Presiden Obama dan para pemimpin kongres itu tidak juga membuahkan hasil.
Ketua DPR John Boehner, Republikan, mengatakan partainya tetap menginginkan perubahan UU kesehatan atau yang dikenal dengan Obamacare. Sementara Demokrat di Senat dan Obama menginginkan agar Obamacare tetap diberlakukan.
Selain merugikan AS secara ekonomi, shutdown juga membuat beberapa rencana kunjungan Obama kandas. Gedung Putih mengumumkan bahwa Presiden telah membatalkan kunjungannya ke Filipina dan Malaysia dalam rangkaian lawatan pekan depan. Di dua negara ini Obama akan digantikan oleh Menteri Luar Negeri John Kerry.
Disampaikan juga, kendati Malaysia dan Filipina batal dikunjungi, namun Obama tetap akan datang ke forum APEC di Bali, Indonesia dan Konferensi Asia Timur (East Asia Summit/EAS) di Brunei.
"Karena shutdown pada pemerintahan, kunjungan Presiden ke Malaysia dan Filipina ditunda. Secara logistik, tidak mungkin melakukan kunjungan ini di saat shutdown. Karena kunjungan kedua negara ini ada di akhir lawatan Obama, maka personel kami belum ada yang diberangkatkan ke negara itu," ujar pernyataan Gedung Putih.
Padahal, kunjungan Obama ke Malaysia akan menjadi lawatan presiden AS yang pertama sejak kedatangan Presiden Lyndon B. Johnson tahun 1966 lampau. Obama juga pernah membatalkan lawatannya ke negara Asia pada 2010, yang pertama karena tengah memperjuangkan Obamacare, dan kedua karena tumpahan minyak di Teluk Meksiko.
Rangkaian kunjungan Obama akan berlangsung selama 6-12 Oktober mendatang. Urutannya, Indonesia, Brunei, Malaysia, lalu Filipina. Di Malaysia, Obama rencananya akan bertemu Perdana Menteri Najib Razak dan pidato di Global Entrepreneurship Summit. Di Filipina, dia dijadwalkan akan bertemu dengan Presiden Aquino untuk meningkatkan kerja sama ekonomi, people-to-people, dan pertahanan.
Batalnya kunjungan Obama ke Malaysia dan Filipina telah dikonfirmasi oleh pemerintah kedua negara. Dalam percakapan telepon Obama dengan pemimpin Malaysia dan Filipina, dia berharap akan segera mengunjungi dua negara itu selama dia masih menjabat.
Gedung Putih mengonfirmasikan Obama tetap menghadiri APEC di Bali dan EAS di Brunei. Hal ini juga dikonfirmasi oleh Wakil Menteri Luar Negeri RI Wardana dalam konferensi persi di Bali.
"Sampai kemarin tidak ada pernyataan yang saya terima dan menyebut tidak ke Bali. Tapi masih belum ada tanggal pasti. Jadwal masih terus berkembang, karena acara [yang akan dia hadiri] berlangsung antara tanggal 5 hingga 7 Oktober 2013," papar Wardana.
Tahun lalu, Obama tidak menghadiri APEC di Vladivostok, Rusia, karena sedang melakukan kampanye presiden. Bukan Obama saja, mantan Presiden Bill Clinton bahkan tidak menghadiri dua KTT APEC, yaitu tahun 1995 di Jepang karena shutdown dan di Malaysia tahun 1998 karena AS sedang berperang dengan Irak yang saat itu dipimpin Saddam Husein.
Di Indonesia, Obama yang akan berangkat dari Washington pada Sabtu malam akan menghadiri berbagai pertemuan APEC kali ini yang bertema “Resilient Asia-Pacific, Engine of Global Growth”. Obama dijadwalkan akan melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, membicarakan kerja sama kedua negara.
Selain itu, dia akan bertemu dengan para kepala negara anggota APEC untuk menjalin kerja sama dagang dalam kerangka Kemitraan Trans-Pasifik (TPP).
Kerja sama ini menjadi salah satu prioritas Obama yang ingin meningkatkan ekspor Amerika Serikat ke negara-negara Pasifik. Setelah itu, Obama akan bertolak ke Brunei untuk menghadiri AS-ASEAN Summit dan EAS, serta melakukan pertemuan dengan Sultan Brunei yang sempat datang ke Gedung Putih Maret lalu.
"Asia sangat dinamis, pusat pertumbuhan ekonomi yang sangat cepat dan banyak presiden dunia yang mentargetkan pertumbuhan ekonomi, seperti meningkatkan ekspor, harus bergantung dan menjalin hubungan baik dengan Asia," kata Homi Kharas, peneliti senior dari Brookings Institution.
Pentingnya APEC Bagi Obama
Dalam KTT APEC nanti, 21 negara anggota akan membulatkan komitmen mereka pada Bogor Goals, yang diadaptasi pada pertemuan di Bogor tahun 1994. Dalam Bogor Goals, negara anggota APEC sepakat untuk menggelar perdagangan dan investasi yang terbuka dan bebas di Asia Pasifik pada tahun 2010 untuk ekonomi industri dan 2020 untuk ekonomi berkembang.
Rangkaian KTT APEC juga akan diisi berbagai pertemuan untuk mewujudkan liberalisasi perdagangan, termasuk di antaranya adalah dialog TPP dan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional, atau skema perdagangan bebas, termasuk Asia Tenggara.
Anggota APEC juga akan memperkuat ekonomi di antara negara anggota dengan meningkatkan infrastruktur, seperti jalanan dan pelabuhan, serta melonggarkan regulasi dan prosedur perdagangan. Ke-21 anggota APEC mencakup hampir 50 persen dari perdagangan global.
Selain agenda di atas, APEC juga penting bagi Obama dan hubungan Amerika Serikat dengan negara-negara Asia. Business Week mencatat beberapa hal yang membuat APEC penting dan tidak bisa dilewatkan oleh Obama.
Pertama, Obama bisa mendesak secara langsung negara-negara APEC dalam forum TPP untuk menghilangkan hambatan dalam kerja sama dagang dengan Amerika. Jika disepakati, TPP akan menjadi kesepakatan dagang terbesar dalam sejarah Amerika Serikat. Selain itu, AS butuh kesepatan ini untuk menandingi kerja sama dagang Asia dengan China.
Kedua, Obama bisa melobi negara-negara Asia untuk menghilangkan proteksionisme yang membatasi masuknya barang impor, terutama dari Amerika. Salah satunya yang bisa disasar Obama adalah Indonesia dan Filipina. Anggota parlemen di dua negara ini diketahui kerap menggulirkan rencana membatasi atau bahkan melarang investasi asing yang merugikan AS.
Ketiga, Obama bisa melakukan pertemuan empat mata dengan para pemimpin Asia, yang sudah dikonfirmasi adalah Indonesia, Malaysia dan Filipina. Dengan Indonesia, Obama tidak hanya bisa memuji kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang stabil dalam dua periode, tapi juga bisa bertemu dengan para pemimpin muda dari berbagai wilayah Indonesia, tidak hanya Jakarta.
Keempat, Obama bisa mempromosikan Demokrasi di berbagai negara Asia yang masih kerap terjadi benturan sosial.

Tidak ada komentar: