VIVAnews
- Selama beberapa hari terakhir, nilai tukar rupiah melemah.
Berdasarkan pantauan dari data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate
(Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah terperosok ke level Rp12.900 per
dolar AS.
Sebelumnya, rupiah terus anjlok hingga menembus level Rp12.432 per dolar Amerika pada akhir pekan lalu, Jumat 12 Desember 2014. Mengindikasikan salah satu laju terburuk sepanjang masa sejak 26 November 2008, yang mencapai Rp12.400 per dolar AS.
Ditemui seusai menghadiri Rapat Kerja Pelaksana Badan Pemeriksa Keuangan Tahun 2014 Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK), Presiden RI, Joko Widodo mengatakan bahwa pelemahan mata uang tak hanya terjadi di Indonesia.
"Ini memang di seluruh negara. Pelemahan mata uang negara-negara lain pun sama karena memang mulai ada penarikan dolar kembali ke Amerika," ucapnya di Kantor Pusat BPK, Jakarta, Selasa malam, 16 Desember 2014.
Ia berharap dengan fundamental ekonomi dan perbaikan peluang fiskal Indonesia, pelemahan mata uang ini tidak akan berjalan lama.
"Moga-moga tahun depan mulai baik. Kita harapkan dalam jangka yang agak panjang untuk neraca persaingan akan terus kita dorong industri-industri yang bergerak ke ekspor dan tentu saja mengerem barang-barang impor kita," ungkap Jokowi.
"Memang jalan yang paling baik adalah itu, meskipun juga BI sudah melakukan intervensi pada pasar," tambahnya.
Saat ditanya apakah ada rencana menggelar rapat terbatas dengan BI, mantan Walikota Solo itu mengungkapkan bahwa seharusnya baru besok ia akan bertemu dengan Gubernur BI.
Sebelumnya, rupiah terus anjlok hingga menembus level Rp12.432 per dolar Amerika pada akhir pekan lalu, Jumat 12 Desember 2014. Mengindikasikan salah satu laju terburuk sepanjang masa sejak 26 November 2008, yang mencapai Rp12.400 per dolar AS.
Ditemui seusai menghadiri Rapat Kerja Pelaksana Badan Pemeriksa Keuangan Tahun 2014 Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK), Presiden RI, Joko Widodo mengatakan bahwa pelemahan mata uang tak hanya terjadi di Indonesia.
"Ini memang di seluruh negara. Pelemahan mata uang negara-negara lain pun sama karena memang mulai ada penarikan dolar kembali ke Amerika," ucapnya di Kantor Pusat BPK, Jakarta, Selasa malam, 16 Desember 2014.
Ia berharap dengan fundamental ekonomi dan perbaikan peluang fiskal Indonesia, pelemahan mata uang ini tidak akan berjalan lama.
"Moga-moga tahun depan mulai baik. Kita harapkan dalam jangka yang agak panjang untuk neraca persaingan akan terus kita dorong industri-industri yang bergerak ke ekspor dan tentu saja mengerem barang-barang impor kita," ungkap Jokowi.
"Memang jalan yang paling baik adalah itu, meskipun juga BI sudah melakukan intervensi pada pasar," tambahnya.
Saat ditanya apakah ada rencana menggelar rapat terbatas dengan BI, mantan Walikota Solo itu mengungkapkan bahwa seharusnya baru besok ia akan bertemu dengan Gubernur BI.
Sayangnya rapat itu harus diundur
selama beberapa hari lantaran Gubernur BI, Agus D.W. Martowardojo baru
saja bertandang ke luar Indonesia.
"Kalau dengan menteri-menteri tiap malam juga kita rapat," ujarnya.
"Kalau dengan menteri-menteri tiap malam juga kita rapat," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar