VIVAnews - Masa kepemimpinan Harifin Tumpa di Mahkamah Agung segera berakhir. Ketua MA itu akan memasuki masa pensiun mulai 1 Maret 2012. Dua hakim agung disebut-sebut calon kuat menjadi penggantinya: Ahmad Kamil dan Hatta Ali.
Saat ditanya soal kesiapan dirinya, Hatta Ali masih malu-malu mengakui dirinya siap maju untuk menjadi orang nomor 1 di MA. "Sebenarnya calon itu tidak ada, yang usul itu ya pemilih, rekan sendiri. Kami tak ada istilah calon," kata dia usai pembukaan Workshop on Judicial Integrity in Southeast Asia: Integrity-based Judicial Reform di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis, 26 Januari 2012.
Jika nantinya maju, Hatta Ali menegaskan bahwa dirinya tidak melakukan lobi-lobi door to door dan politik uang dalam pemilihan ketua Mahkamah Agung yang akan diselenggarakan 8 Februari 2012 mendatang. "Yang jelas saya tidak melakukan, politik uang juga tidak," ujarnya
Ketua Muda Pengawasan Mahkamah Agung ini mengatakan seorang hakim tidak mungkin tergoda oleh politik uang. "Tapi kalau soal duit rasanya tidak ada. Hakim agung itu kan semua tangguh, intelektual, tak mungkin lah mau tergoda," tegasnya.
Menurut Hatta, yang terpilih menjadi Ketua MA ke depan tentu yang terbaik menurut pandangan para hakim agung. Ia juga tidak mau berandai-andai apa yang akan dilakukan jika memang terpilih nantinya. "Ini yang susah, tidak bisa berandai-andai. Kami banyak calonnya dan banyak pilihan bagi pemilih," pungkasnya.
Sedikit berbeda, sebelumnya, Ketua Muda Pidana Khusus Mahkamah Agung, Djoko Sarwoko mengatakan, dua calon kuat tersebut sedang melakukan lobi-lobi door to door. "Mereka ya kasak kusuk, ada yang door to door. Hakim agung yang mencalonkan datang ke hakim A, lobi-lobi," ungkapnya.
Djoko sendiri mengaku tidak pernah didatangi oleh kandidat calon MA tersebut karena dirinya tidak maju dalam pemilihan Ketua MA yang akan diselenggarakan 8 Februari 2012. "Saya tidak, karena saya tidak maju. Tapi kalau diminta dukungan ya saya bisa mendukung atau tidak," kata dia.
Dalam proses pemilihan ketua MA tersebut, kata dia, money politics mungkin bisa terjadi. Oleh karena itu ia berharap KPK dan media turut mengawasi proses pemilihan tersebut. (eh)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar