RMOL. Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar Pristono menyatakan, permasalahan yang terjadi pada bus Transjakarta setidaknya karena dua faktor. Pertama, faktor eksternal. Ini seperti terjadinya kasus penembakan di lajur bus Transjakarta.
Menurutnya, perlu partisipasi masyarakat agar tidak menerobos jalur busway dan menghindari tindak penganiayaan dan kekerasan terhadap petugas bus Transjakarta.
“Bila terjadi kecelakaan atau ketidaknyamanan, busnya jangan dibakar atau ditimpuk. Itu kan milik masyarakat juga,” pinta Udar kepada Rakyat Merdeka.
Sedangkan faktor internal, lanjutnya, khusus busway, ada tiga permasalahan. Seperti jalur yang tidak steril, masalah Bahan Bakar Gas (BBG) dan jumlah armada yang belum memadai. Namun, ketiga permasalahan tersebut akan diselesaikan.
“Seperti jalur yang tidak steril, kita lakukan hukuman terhadap pelanggar, misalnya ditilang,” ujar Udar.
Menyangkut pengadaan pom BBG, menurutnya, Pertamina akan menyediakannya. Sedangkan jumlah armada bus, pada 2011 Dishub telah menambah 44 bus gandeng baru. Tahun ini, akan ada penambahan 178 bus Transjakarta baru.
Mengenai pemukulan petugas busway, dia mengaku menyayangkan kejadian tersebut. Sebab, petugas busway tersebut dia nilai sudah benar dalam menjalankan tugasnya, yakni mensterilkan jalur.
“Seharusnya warga bisa mengerti. Jangan main hakim sendiri,” tuturnya.
Perihal kasus-kasus intimidasi kepada para petugas pengendali jalur bus Transjakarta ini, juga diakui Kepala Badan Layanan Umum (BLU) DKI Jakarta M Akbar sering terjadi. Gara-garanya, lantaran tidak dibolehkannya jalur bus Transjakarta diterobos kendaraan lain, karena akan membahayakan pengendara sendiri. [Harian Rakyat Merdeka]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar