Bogor (ANTARA News) - Pakar Institut Pertanian Bogor yang dikenal sebagai penemu teknologi lubang resapan biopori Ir Kamir R Brata, MSc mengharapkan masyarakat untuk tidak lagi menyalahkan iklim sebagai penyebab banjir.
"Penyebab banjir adalah karena kita tidak memanfaatkan air bersih yang dikirim, baik itu dari air hujan maupun dari hulu sugai namun kita menggelontorkannya begitu saja ke laut," katanya melalui Humas IPB di Bogor, Jawa Barat, Kamis.
Ia menyatakan bahwa selama ini tidak sedikit yang berpandangan bahwa iklim yang tidak bersahabat atau yang sudah tidak teratur lagi sebagai faktor yang mengakibatkan banjir.
Padahal, kata dia, bukan itu pokok permasalahannya, tetapi karena faktor tidak bisa memanfaatkan air dimaksud.
"Seharusnya air yang datang itu dimanfaatkan dengan disimpan ke dalam tanah, dan tidak dibuang begitu saja," katanya.
Dikemukakannya bahwa memang dahulu kala air dapat masuk begitu saja karena lapisan tanah paling atas belum tertutupi oleh beton atau lapisan keras lainnya.
"Untuk membantu agar air itu meresap ke dalam tanah, maka air yang tidak bisa masuk sendiri itu agar dibantu masuk, salah satunya dengan membuat lubang resapan biopori," katanya.
Ia menjelaskan, lubang resapan biopori adalah salah satu cara dalam meresapkan air ke dalam tanah yang dibantu oleh organisme di dalamnya.
Menurut dia, setiap orang dalam keadaan tanah apapun pasti bisa membuat lubang resapan biopori. Caranya dengan membuat lubang diameter 10 cm, dengan kedalaman sekitar satu meter.
"Dengan bor biopori setiap orang bisa membuatnya," katanya.
Menurut dia, intinya dalam teknologi ini adalah memanfaatkan mahluk Tuhan di dalam tanah, yang tidak hanya mikro organisme, namun ada cacing tanah, semut dan sebagainya.
"Hanya dengan menghidupi mereka, maka kita akan terbantu dalam meresapkan air ke dalam tanah," demikian Kamir R Brata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar