BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Senin, 21 Oktober 2013

Banyak SD Negeri di Depok Tak Layak Pakai

TEMPO.CO, Depok--Masih banyak sekolah dasar negeri di Kota Depok yang tak layak dipakai kegiatan belajar mengajar. Selain kondisi fasilitas tak memadai, banyak SDN yang berdiri dengan kondisi memperihatinkan, seperti satu area dijadikan dua sekolah. Sehingga sekolah tak memiliki sarana untuk siswanya beraktivitas di luar kegiatan belajar mengajar (KBM).

Seperti yang terjadi di SDN 4 Cisalak di Jalan Raya Bogor, Cimanggis, Depok. Dalam satu area itu berdiri dua bangunan sekolah, yaitu SDN 4 Cisalak dan SDN RRI yang hanya memiliki masing-masing lima ruang kelas. Mereka hanya memiliki satu lapangan upacara, masing-masing satu toliet, dan tidak memiliki kantin.

"Cuma satu toilet yang bisa digunakan. Karena satunya lagi rusak sejak lama," kata Kepala SDN 4 Cisalak, Haris Fadillah, Ahad, 20 Oktober 2013. Toilet itu terbuat dari bangunan semi permanen dan terletak di belakang gedung sekolah.

Sebenarnya, SDN 4 Cisalak memiliki dua toliet, tapi satu di antaranya rusak sejak lama dan tidak bisa digunakan. Walhasil, sebanyak 290 siswa SDN tersebut menggunakan toilet itu secara bergantian. "Toilet mampet sudah sejak 2012. Jadi ya anak-anak bergantian pakai satu kamar mandi," kata dia.

Haris mengaku tidak bisa berbuat apa-apa karena biaya operasional sekolah bergantung pada kebijakan Dinas Pendidikan. Sekolah juga tak mampu memperbaiki sendiri karena tidak ada anggaran yang dimiliki sekolah. Selain kekurangan toilet, sekolah yang berdiri sejak tahun 1990 itu juga tak memiliki kantin sehat. Kantin sekolah hanya terbuat dari tenda seadanya yang letaknya hanya dua meter dari toilet. "Ya beginilah kondisinya. Kantin seadanya," kata Haris.

Haris mengaku, sampai saat ini belum ada berita bagus dari pemerintah soal perbaikan sekolah. Karena itu dia berharap ada pihak swasta yang mau membantu sekolah mereka. Karena sarana toilet dan kantin sangat dibutuhkan untuk menunjang kesehatan anak didiknya. "Idealnya dua toilet lagi. Karena siswa sering berebut kalau mau ke toilet," kata dia.

Dua SDN itu berdiri di atas lahan yang terbatas, yaitu sekitar 1000 meter persegi. Letak sekolah juga sangat mengkhawatirkan karena berada diantara jalan raya dan kali. Pintu gerbang sekolah berbatasan langsung dengan jalan Raya Bogor. Bagian belakang sekolah langsung mentok dengan Kali Baru yang bisa saja mengakibatkan longsor.

Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Depok, Muhammad Nurdin mengakui masih banyaknya sekolah dengan kondisi serupa di Depok. "Memang mengkhawatirkan," katanya. Namun, dia mengklaim saat ini mereka sedang melakukan pendataan terhadap jumlah SDN di Depok. Menurut Nurdin, SDN yang ada saat ini nantinya akan dipetakan, mana sekolah yang termasuk ideal dan tidak. "Karena pemecahannya tidak bisa disamaratakan," katanya.

Nurdin mengatakan, untuk sekolah-sekolah yang kondisinya seperti SDN Cisalak dan RRI, mereka mengusulkan untuk dilebur saja sehingga pemerintah bisa membangun sarana pendukung. "Karena sekolah itu kan memang berdiri di lahan yang terbatas," kata Nurdin. Peleburan, kata dia, bisa mengefektifkan dan memaksimalkan operational sekolah. "Memiliki satu lapangan upacara yang baik, sanitasi yang baik, dan juga kantin sehat," katanya.

Saat ini jumlah SDN di Depok mencapai 284 sekolah. Hanya saja, Nurdin tidak dapat merinci berapa sekolah dengan kondisi tidak layak seperti SDN 4 Cisalak dan SDN RRI. Wilayah dengan jumlah sekolah terbanyak ada di kawasan padat penduduk misalnya Kecamatan Pancoran Mas, Beji dan Cimanggis. "Targetnya tiga tahun ke depan akan dilakukan peleburan. Jadi tidak ada lagi sekolah dengan kondisi seperti SDN 4 Cisalak," katanya.

Berdasarkan pantauan, beberapa sekolah yang juga berdiri di satu lokasi adalah SDN Kemiri Muka II dan Kemiri Muka III yang berlokasi di Jalan Juanda, Kemirimuka, Beji, Depok. Dua sekolah itu sudah tidak layak karena kerap bocor. Bangunan sekolah sengaja tidak diperbaiki karena rencana akan direlokasi. Kemudian SDN Cipayung dan SDN Sukmajaya III yang berada di Jalan Tole Iskandar, Sukmajaya, Depok. Pada 2012, siswa dua sekolah ini pernah menumpang di sekolah lain karena gedung sekolah mereka mangkrak.

ILHAM TIRTA

Tidak ada komentar: